TEMPO.CO, Bangkalan-Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bangkalan, Jawa Timur meluncurkan program Lalu Lintas Pendesaan Satlantas Polres Bangkalan yang disingkat Plasa Bangkalan. Lewat program ini, syarat-syarat pembuatan surat izin mengemudi (SIM) berupa uji materi dan praktek berkendara yang biasanya dipusatkan di kantor Polres Bangkalan dilakukan ke desa-desa. Kegiatannya dipusatkan di kantor kecamatan atau kantor polsek.
Uji coba pertama pembuatan SIM digelar di Kantor Polsek Blega, Senin, 15 Agustus 2016. Jumlah pendaftar pencari SIM C di luar dugaan polisi, dari yang diperkirakan hanya 60 orang membeludak menjadi 113 orang. Polisi sempat kekurangan kertas materi untuk ujian tulis. Dari seratusan pendaftar itu hanya 10 orang yang lolos uji materi dan praktek.
Melihat banyak pendaftar yang gagal dan murung, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Polres Bangkalan Ajun Komisaris Bidarudin menghampiri sekelompok muda-mudi yang tidak lulus ujian sambil melontarkan pantun jenaka.
"Di Eropa ada empat musim
Tapi bukan musim durian
Kalau kalian ingin punya SIM
Haruslah lulus ujian"
Mendengar pantun tersebut wajah-wajah lesu pencari SIM berubah agak ceria. Melihat banyak pendaftar duduk di lantai menunggu giliran uji SIM, Bidarudin kembali berpantun.
"Panen padi tempatnya di sawah
Ingin cepat pakailah traktor
Kenapa kalian duduk di bawah
Nanti pakaian kalian kotor"
Ketika melihat sepasang muda-mudi tak saling kenal duduk bersebelahan, Bidarudin menawarkan bantuan kepada pemuda itu untuk berkenalan dengan cewek di sampingnya.
"Angkat barang taruh di bahu
Tapi jangan lama-lama
Kalau saya boleh tahu
Gadis cantik siapakah nama"
Mendengar pantun-pantun jenaka Bidarudin, seorang pemuda sempat menimpali. "Gak apa-apa gak lulus, yang penting polisi baik dan menghibur," ucap dia disambut derai tawa.
Di Polres Bangkalan, Bidarudin memang dikenal piawai membuat pantun. Saat menghadapi pendemo yang marah, Bidarudin maju dan melontarkan pantun jenaka.
Pria kelahiran Palembang tahun 1963 ini menuturkan kemampuannya berpantun terasah sejak menjadi Kapolsek Konang selama 4,5 tahun. Kecamatan Konang yang sepi dan terpencil membuat Bidarudin tidak betah. "Untuk mengusir sepi, saya gabung di grup pantun online," kata dia, Selasa, 16 Agustus 2016.
Namanya juga grup pantun, bila ingin memposting komentar di grup tersebut untuk menanggai isu yang diperbincangkan syaratnya harus dengan pantun. Dari kebiasaan memposting komentar di grup itulah, Bidarudin mahir dan kemudian jatuh cinta pada pantun.
Bahkan, agar ketidakbetahannya di Konang diketahui atasannya tanpa menyinggung perasaan, Bidarudin menyampaikan kegundahannya lewat pantun.
"Saya ingin belajar berenang
Berenangnya di sunga Musi
Sudah 4,5 tahun saya di Konang
Kapan saya dimutasi"
Entah ada pengaruhnya atau tidak, Bidarudin mengaku beberapa bulan setelah memposting pantun tersebut, dia dimutasi ke Polres Bangkalan menjadi kepala satuan sabhara, lalu dipromosikan menjadi kepala bagian hubungan masyarakat.
MUSTHOFA BISRI