TEMPO.CO, Jakarta - Putri tunggal penyair Chairul Anwar, Evawani Chairil Anwar, membawakan cerita "Aku dan Bapakku" dalam acara #17antempo Merayakan Chairil Anwar di Jakarta. "Ayah saya meninggal waktu usia saya 1 tahun 10 bulan," katanya pada Senin, 15 Agustus 2016.
Evawani menceritakan ayahnya meninggal pada usia 27 tahun kurang 2 bulan. "Memang hidupnya sangat singkat, tapi namanya hingga saat ini masih dikenal," ujarnya.
Meski Chairil Anwar meninggalkan anak dan istrinya di usia yang sangat muda, dia menciptakan puisi dan sajak tentang perjuangan kemerdekaan. "Ibu bilang, Chairil Anwar merupakan sosok yang sangat vokal," tutur Evawani.
Selain putri tunggal Chairil Anwar yang bercerita tentang kenangan bersama ayahnya, adik Chairul Anwar, Nini Toeloes, menceritakan sedikit kenangan bersama kakaknya. "Nini adalah nama yang diberikan oleh abang," ujarnya.
Menutup kisah Chairil Anwar di mata keluarganya, Evawani membacakan puisi berjudul Karawang-Bekasi, dilanjutkan Aku Mau Hidup Seribu Tahun Lagi.
Chairil Anwar adalah penyair angkatan 45, dia merupakan maestro sastra di Indonesia. Puisi yang dibuat olehnya menggambarkan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
CHITRA PARAMAESTI