TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Golkar Setya Novanto membantah kedatangannya ke Istana Kepresidenan berkaitan dengan pembahasan status kewarganegaraan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar. Ia mengatakan tidak akan ikut campur terhadap masalah itu.
"Saya tadi hanya membahas masalah sinkronisasi undang-undang. Soal Pak Arcandra, tentu Presiden bisa memberikan yang terbaik. Kami percayakan kepada Presiden saja," ujar Setya saat hendak meninggalkan Istana Kepresidenan, Senin, 15 Agustus 2016.
"Apa pun keputusan Presiden, tentu kami dukung. Apa yang terpenting, semua bisa berjalan dengan baik," tuturnya. Ia mengakui sejumlah kader Golkar di DPR turut mempertanyakan status Arcandra.
Sebagaimana diketahui, sejak Sabtu pekan lalu, status Arcandra sebagai menteri terus dipertanyakan, menyusul munculnya pesan elektronik berantai yang isinya mempertanyakan kewarganegaraan Arcandra. Dalam pesan berantai itu, Arcanda disebut memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat.
Saat dilantik pada Juli lalu, ia disebut-sebut masih memegang paspor Amerika melalui proses naturalisasi pada Maret 2012 dan mengucapkan sumpah setia kepada Amerika. Karena Indonesia tidak mengenal dwikewarganegaraan, secara hukum, Arcandra bisa disebut bukan lagi WNI.
Hingga berita ini ditulis, Istana Kepresidenan belum menentukan sikap soal Arcandra. Sejumlah anggota DPR, yang mulai mempertanyakan status Arcandra, meminta dilakukan investigasi terhadap hal itu. Salah satu yang meminta kejelasan adalah Ketua Komisi III dari Fraksi Golkar Bambang Soesatyo.
ISTMAN MP