TEMPO.CO, Samarinda - Keluarga anak buah kapal TB Charles yang disandera kelompok militan di perairan Filipina tetap memegang janji Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto bahwa pemerintah tetap berupaya membebaskan para sandera.
Senin, 15 Agustus 2016, memasuki hari ke-55 penyanderaan tujuh ABK TB Charles yang terjadi pada 21 Juni 2016 di perairan Jolo, Filipina. Para ABK disandera dua kelompok berbeda saat kapal mereka berlayar dari Filipina menuju Samarinda.
Empat orang di antaranya disebut berada dalam tangan kelompok Al Habsy Misaya. Mereka adalah Ismail, Robin Piter, M. Sofyan, dan M. Nasir. Sedangkan tiga lain belum diketahui disandera kelompok apa, meski diduga kelompok militan Abu Sayyaf.
Batas akhir pembayaran uang tebusan untuk empat sandera oleh kelompok Al Habsy Misaya jatuh pada Senin ini. Itu sebabnya, pihak keluarga sandera, Dian Megawati Ahmad dan Elona Ramadhani, tetap mempercayakan upaya pembebasan kepada pemerintah. "Kami masih pegang kata-kata Pak Wiranto. Kami ingin suami kami segera pulang dengan selamat," kata Elona saat ditemui di rumahnya, Senin, 15 Agustus 2016.
Elona dan Megawati mengetahui batas akhir pembayaran uang tebusan untuk suaminya jatuh Senin ini. Namun keduanya tidak mendapat informasi terbaru tentang perkembangan upaya pembebasan oleh pemerintah Indonesia. "Kami tentunya meminta Pak Wiranto membuktikan bisa membebaskan sandera," ujar Mega, seraya menyatakan keyakinannya bahwa para sandera dalam keadaan baik-baik saja.
Sebelumnya, Dian mendapatkan telepon dari orang yang mengaku dari kelompok Al Habsy Misaya pada 1 Agustus 2016. Kala itu dia bersama Elona berada di Crisis Centre, Jakarta. Namun keduanya tak banyak memberikan informasi kepada wartawan. Sedangkan upaya pembebasan diserahkan kepada pemerintah dan perusahaan PT Rusianto Bersaudara. "Progres pembebasan ada kemajuan," ucap Mega saat itu.
Sementara itu, ayah kapten TB Charles bernama Fery Arifin, Abdul Muis, mengaku terus berkomunikasi dengan perusahaan. Informasi terbaru yang diterima Abdul Muis menyebutkan para sandera dalam kondisi baik.
Fery Arifin, kata Abdul Muis, disandera secara terpisah dari empat sandera lain. Tapi semua sandera dalam kondisi baik. "Memang terpisah, tapi sebenarnya para sandera berdekatan," ujar Muis, seraya menyatakan harapannya agar semua sandera segera dipulangkan tanpa ada kekurangan apa pun.
FIRMAN HIDAYAT