INFO MPR - "Karenanya tidak benar kalau ada orang yang mencurigai Timur Tengah menyebarkan terorisme. Menurut saya, yang juga alumni pelajar Timur Tengah, itu harus dikoreksi. Apalagi kalau dikaitkan dengan teroris di Indonesia seperti Santoso dan Imam Samudera," kata Hidayat dalam acara pelantikan pengurus Perhimpunan Wanita Alumni Timur Tengah (PERWATT) di Aula 34 Kompleks Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu, 14 Agustus 2016.
Hidayat menegaskan bahwa para teroris di Indonesia seperti Santoso dan Imam Samudera itu tidak pernah belajar di Timur Tengah. "Terus kenapa Timur Tengah dikait-kaitkan dengan terorisme," ucapnya.
Menurut Hidayat, para alumni Timur Tengah, khususnya alumni wanitanya, malah banyak yang sudah eksis di Indonesia. Mereka ada yang menjadi profesor, doktor, dan ustazah di majelis-majelis taklim. Mereka menyebarkan Islam yang moderat sebagaimana yang dipelajari di Timur Tengah. "Jadi ini suatu pembuktian bahwa alumni Timur Tengah memang berkiprah di Indonesia. Ada yang jadi menteri agama, ada yang menjadi menteri sosial, ketua MPR, jadi dosen, jadi pimpinan NU, Muhammadiyah, MUI," ujarnya.
Kata Hidayat, pelantikan PERWATT ini adalah sebuah syukuran menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia, dimana dulu juga alumni Timur Tengah terlibat dalam mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. "Mudah-mudahan pelantikan ini akan menyambungkan peran sejarah itu untuk mengisi kemerdekaan Indonesia dengan Islam yang moderat," katanya. (*)