TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Asrorun Niam Sholeh meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengkaji program pendidikan full day school. Ia mengatakan setiap usul perubahan sistem pendidikan akan menjadi sorotan publik sehingga butuh kajian mendalam.
“Kami mengingatkan agar itu (full day school) dimatangkan,” kata dia di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumat, 12 Agustus 2016.
Menurut Asrorun, konsep full day school masih mentah. Ia mengatakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan butuh mengkaji konsep full day school antara 2-3 hari ke depan. Menurut dia, pertemuannya dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan hari ini untuk bertukar pikiran mengenai konsep full day school. Asrorun menilai bahwa full day school mendapat perhatian dari berbagai pihak karena menyangkut secara langsung pendidikan masyarakat.
Baca: 3 Alasan Menteri Muhadjir Full Day School Akan Menyenangkan
Konsep full day school menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy adalah pemberian jam tambahan. Tapi dalam jam tambahan tersebut tidak ada mata pelajaran yang bisa membuat para siswa bosan. Sebab, kegiatan yang dilakukan adalah ekstrakurikuler.
Muhadjir mengatakan, kegiatan ekstrakurikuler tersebut akan merangkum hingga 18 karakter, seperti jujur, toleransi, disiplin, hingga cinta Tanah Air. Dengan kegiatan tersebut, dia menilai para siswa bisa dihindarkan dari pergaulan negatif.
Selain itu, Muhadjir menilai full day school dapat membantu guru untuk mendapatkan durasi jam mengajar 24 jam per pekan. Sebab, salah satu syarat guru mendapatkan sertifikasi adalah terpenuhinya jam mengajar sebanyak 24 jam setiap pekan.
DANANG FIRMANTO