TEMPO.CO, Pangkalpinang - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa, Jumat, 12 Agustus 2016, mendeklarasikan Pangkalpinang menjadi kota bebas gelandangan, pengemis dan anak jalanan di Indonesia. “Pangkalpinang menjadi role model bagi kota lain di Indonesia dalam mengatasi masalah sosial,” katanya di rumah dinas Wali Kota Pangkalpinang.
Menurut Khofifah, yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Pangkalpinang dinilainya sudah bagus. Ia mengakui saat ini Kementerian Sosial baru melakukan pemetaan masalah yang berkaitan dengan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Itu sebabnya Kementerian Sosial menargetkan Indonesia bebas anak jalanan Desember 2017 mendatang.
Khofifah mengatakan, program Wali Kota Pangkalpinang menjadikan wilayahnya sebagai kota bebas gepeng dan anak jalanan merupakan langkah yang tepat. Dengan begitu Pangkalpinang sudah siap menjadi contoh bagi kota-kota lainnya di Indonesia. "Kami akan bantu dengan menyiapkan rumah-rumah layak huni bagi masyarakat supaya tidak ada yang menjadi gelandangan dan pengemis," ujar Khofifah.
Khofifah menjelaskan, dari 26 item PMKS yang dihadapi kementeriannya adalah persoalan anak jalanan dan terlantar serta lansia terlantar. Saat ini jumlah anak jalanan dan terlantar mencapai 4,1 juta jiwa. Sedangkan lansia terlantar 2,8 juta jiwa. “Kami akan selesaikan masalah ini secara bertahap," ucapnya.
Wali Kota Pangkalpinang Muhammad Irwansyah mengatakan penanganan masalah PMKS dimulai dengan melakukan pendataan byname dan by address. Saat ini lebih dari 1000 PMKS yang disantuni. Sebanyak 38 orang anak terlantar disekolahkan. Tiga orang dikirim ke panti sosial di Bogor.
Irwansyah menjelaskan, persoalan yang belum selesai adalah masalah rumah sejahtera. Hingga saat ini baru 327 rumah yang sudah selesai direhab agar layak huni. Masih ada 807 rumah lagi yang perlu direhab. “Kami targetkan tahun ini atau paling lambat tahun depan semuanya bisa selesai,” tuturnya seraya mengharapkan dukungan bantuan dari kementerian terkait untuk membantu pendanaan.
SERVIO MARANDA