TEMPO.CO, Boyolali - Menurut Koordinator Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo, Dr Arqu Aminuzzab, tingginya suhu udara di Arab Saudi saat ini berpotensi menyebabkan para jamaah haji asal Indonesia terkena heat stroke (sengatan panas).
“Heat stroke itu seperti gejala stroke karena kenaikan suhu lingkungan,” kata Arqu pada Rabu, 10 Agustus 2016. Arqu mengatakan, heat stroke patut diwaspadai para jamaah haji karena cuaca di Arab Saudi saat ini diprediksi sangat panas.
“Informasinya suhu udara di sana sampai pada kisaran 40 - 50 derajat celcius. Sementara, jamaah haji asal Indonesia terbiasa hidup di bawah suhu 30 derajat,” kata Arqu yang juga petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang.
Karena paparan suhu yang sangat tinggi, Arqu berujar, penderita heat stroke bisa mengalami kejang atau pingsan. Kendati demikian, penderita heat stroke bisa segera disembuhkan jika cepat mendapat pertolongan. “Jadi tidak seperti stroke seumur hidup,” ujar Arqu.
Baca: Haji dan Permasalahannya
Menurut Arqu, risiko heat stroke tidak hanya mengancam jamaah haji yang berusia lanjut. Jamaah haji muda pun bisa terkena heat stroke jika terlalu sering keluar ruangan untuk sekadar berjalan-jalan. Untuk mencegah heat stroke, jamaah haji diimbau memperbanyak minum air putih, makan teratur, dan cukup beristirahat.
“Kalau bisa jangan terlalu sering keluar ruangan. Kalau di masjid, cari tempat yang teduh. Kalau sudah di hotel ya di hotel saja, jangan banyak jalan-jalan,” kata Arqu. Selain mewaspadai ancaman heat stroke, jamaah haji juga diimbau agar tetap memperhatikan kondisi kesehatan masing-masing.
Dari pengalamannya menjadi koordinator kesehatan PPIH selama sekitar sepuluh tahun, Arqu menambahkan, sebagian jamaah haji yang berusia lanjut pada umumnya mengidap penyakit hipertensi, diabetes, batuk yang tidak kunjung sembuh (penyakit paru obstruktif kronik/PPOK).
Karena kondisi fisiknya tidak memungkinkan untuk diberangkatkan sesuai jadwal pada Selasa lalu, tiga jamaah haji asal Kabupaten Tegal dari kelompok terbang (kloter) pertama dirujuk ke RSUD Dr Moewardi Surakarta.
“Satu kloter kalau penuh 360 orang. Sedangkan yang berangkat 354 orang. Tiga orang masuk RSUD Dr Moewardi, satunya pendamping. Lalu yang tiga lagi mutasi keluar (mundur ke kloter berikutnya),” kata Kepala Sub Bagian Penerangan, Humas, dan Protokoler PPIH Embarkasi Solo, Agus Widakso. Tiga calon haji yang dirawat di RSUD Dr Moewardi itu berusia di atas 60 tahun.
DINDA LEO LISTY