TEMPO.CO, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hingga saat ini masih yakin akan diusung tiga partai dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017. Namun belakangan, terdengar kabar salah satu partai pengusung calon gubernur inkumben itu akan membelot.
Ahok pasrah mendengar kabar itu. "Iya, enggak ikut (pilkada) dong. Bagaimana mau ikut?" kata Ahok di Balai Kota, Rabu, 10 Agustus 2016. Jika benar satu dari tiga partai pengusungnya membelot, Ahok tak akan bisa mendaftar karena syarat kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kurang. Tiga partai pendukung Ahok, yakni Partai NasDem, Partai Golongan Karya, dan Partai Hati Nurani Rakyat, jika disatukan hanya mengantongi 24 kursi.
Beberapa waktu lalu, sempat muncul kabar bahwa Golkar akan hengkang dari koalisi partai meninggalkan Partai NasDem dan Hanura. Kabar tersebut santer beredar setelah pendaftaran calon perseorangan ditutup pada Senin, 8 Agustus lalu. Namun Golkar telah membantah kabar tersebut.
Ahok menuturkan tak akan melobi partai lain untuk ikut mendukungnya jika Golkar membelot. Ambisi Ahok menjadi gubernur lagi pun kandas jika tak ada partai lain yang mengusungnya karena pendaftaran calon independen sudah ditutup. Padahal, sejak awal, Ahok menyatakan akan maju lewat jalur independen bersama Teman Ahok. Tapi, di tengah jalan, niatnya pupus setelah tiga partai menyatakan dukungannya.
"Mau koalisi dari mana? (Pendaftaran lewat) Teman Ahok sudah lewat. Andalan kami kan (awalnya) memang independen," kata Ahok.
Pendaftaran pasangan calon lewat partai politik baru akan dibuka pada 19-21 September 2016.
LARISSA HUDA