TEMPO.CO, SOLO - Eliminate Dengue Project (EDP) Yogya akan melepas nyamuk Aedes aegypti yang telah mengandung bakteri Wolbachia di Yogyakarta pada akhir Agustus ini. Sebelumnya, mereka juga telah menyebarkan nyamuk sejenis di empat dusun di Kabupaten Sleman dan Bantul.
Proyek yang dimotori Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada tersebut berupaya mengendalikan demam berdarah menggunakan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia. Bakteri itu mampu menghambat penularan virus dengue di dalam tubuh nyamuk sehingga tidak menyebarkannya kepada manusia.
"Hasil evaluasi kami menunjukkan penyebaran di Bantul dan Sleman memiliki hasil yang positif," kata peneliti di EDP, Adi Utarini, di Solo, Selasa, 9 Agustus 2016. Karena itu, mereka akan memperluas proyek uji coba tersebut ke Kota Yogyakarta. Selain itu, hasil perkawinan nyamuk ber-Wolbachia dengan nyamuk biasa akan menghasilkan keturunan yang ber-Wolbachia juga.
Hasil penelitian di empat dusun yang berada di Bantul dan Sleman menunjukkan hasil yang cukup positif. Selama hampir dua tahun, pihaknya meneliti perkembangan nyamuk yang ada di lokasi tersebut. "Saat ini sudah 90 persen nyamuk yang ada di empat dusun itu sudah mengandung Wolbachia," tuturnya.
Angka penularan penyakit demam berdarah di empat dusun itu juga bisa berkurang secara signifikan. "Jika pun masih ada, mereka tertular dari daerah lain," ucapnya. Hasil itu membuat pihaknya berusaha mengembangkan penelitian di daerah lain. "Agustus ini kami akan mencoba menyebarkannya ke Kelurahan Kricak, Yogyakarta," katanya.
Ditargetkan, dalam 14 bulan ke depan, 40 persen daerah di Kota Yogyakarta telah disebari nyamuk ber-Wolbachia. "Kami akan meletakkan bibit-bibit nyamuk tiap 50 meter," katanya. Hal itu dilakukan mengingat daya jelajah nyamuk tersebut hanya 200 meter.
AHMAD RAFIQ