TEMPO.CO, Pekanbaru - Kebakaran hutan dan lahan kembali mengancam wilayah Sumatera. Satelit Terra dan Aqua memantau lonjakan titik panas yang mengindikasikan terjadi kebakaran lahan di sejumlah wilayah di Sumatera. Jumlahnya sekitar 161 titik. Jumlah tersebut jauh meningkat dari hari sebelumnya yang hanya 31 titik. Sumatera Selatan menjadi daerah penyumbang titik panas terbanyak, yaitu mencapai 51 titik.
"Titik panas terpantau pukul 16.00 sore," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru Sugarin, Minggu, 7 Agustus 2016.
Menurut Sugarin, titik panas terpantau hampir merata di seluruh wilayah Sumatera, seperti Bangka Belitung 40 titik, Sumatera Utara 26 titik, Lampung 13 titik, Sumatera Barat 7 titik, Jambi 2 titik, Kepulauan Riau 1 titik, dan Bengkulu 4 titik.
Sedangkan untuk wilayah Riau terdeteksi 17 titik panas yang tersebar di beberapa daerah, seperti Rokan Hilir 6 titik, Bengkalis 2 titik, Rokan Hulu 2 titik, Kuantan Singingi 2 titik, Indragiri Hilir 1 titik, dan Indragiri Hulu 1 titik.
"Tingkat kepercayaan menjadi titik api hanya empat titik," kata Sugarin.
Sugarin mengatakan pada umumnya cuaca wilayah Riau cerah berawan. Potensi hujan ringan diperkirakan terjadi di bagian tengah dan pesisir timur. "Temperatur maksimum 32.0 hingga 35.0 derajat Celsius," ucapnya.
Komandan Satgas Udara Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Marsekal Pertama Henri Alfiandi mengatakan petugas telah menurunkan dua pesawat air tractor helikopter patroli dan dua helikopter waterbombing di empat wilayah yang mengalami kebakaran hutan di Riau.
Satgas memantau terjadi kebakaran hutan di daerah Tasik Serai, Bengkalis, Pangkalan Kapas, Kampar Kiri Hulu, Bukit Barisan, Rokan Hulu, dan Bangko, Rokan Hilir.
"Sesudah waterbombing titik api mulai berkurang," katanya.
Kepala Seksi Pemadam Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bengkalis Suiswantoro menyebutkan terdapat seluas satu hektare lahan di Tasik Serai hangus terbakar. Lahan yang terbakar berdampingan dengan konsesi perusahaan hutan tanam industri. Namun, dia mengatakan lahan terbakar berada di atas lahan masyarakat. "Lahan yang terbakar merupakan klaim masyarakat," katanya, saat dihubungi Tempo.
Suiswantoro mengaku pihak perusahaan telah menurunkan satu regu pemadam untuk menjinakkan api. Kebakaran telah terjadi sejak tiga hari lalu, tapi sulitnya jarak tempuh disertai cuaca panas membuat petugas kesulitan memadamkan api. "Pemadaman sampai saat ini masih berlanjut," katanya.
RIYAN NOFITRA