TEMPO.CO, Dompu - Dua Desa yang ada di Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, yaitu Desa Soriutu dan Desa Doromelo, Sabtu, 6 Agustus 2016, nyaris saling bunuh. Mereka nyaris bentrok karena diawali salah menganiaya seorang penduduk.
Kedua desa sama-sama berlokasi di Jalan Negara, yaitu jalan lintas utama Sumbawa. Akibatnya, desa yang lokasinya berseberangan di jalan itu kini masih mencekam.
Menurut Kepala Kepolisian Resor Dompu Ajun Komisaris Besar Jon Wesly Arianto di lokasi kejadian, aparatnya sudah menjaga ketat kedua desa. "Ini untuk mengantisipasi terjadinya perang kampung antara Desa Doromelo dan Soriutu," katanya, Sabtu, 6 Agustus 2016.
Polisi sudah menahan delapan warga desa. Dari tangan mereka, polisi menyita barang bukti berupa senjata api rakitan, senjata tajam jenis samurai, panah, tombak, dan parang. Kedelapan warga dan barang bukti tersebut sudah dibawa ke Mapolres Dompu dengan menggunakan mobil Dalmas untuk proses penyelidikan.
Peristiwa ini dimulai sekitar pukul 10.30 Wita tadi. Sukirman alias Sikin, 27 tahun, petani dari Desa Soriutu, dipanah oleh orang tak dikenal di bundaran jalan yang berada persis di perbatasan kedua desa. Pelaku berjumlah tiga orang, bercadar dan mengendarai sepeda motor matic.
Sukirman mengejar ketiganya yang melarikan diri ke arah Dusun Anamina, jalur Kabupaten Sumbawa Bima. Sukirman tidak berhasil mendapatkan pelaku.
Sukirman lalu pulang ke kampungnya sambil berteriak, "Ada yang memanah saya." Teriakan Sukirman itu terdengar masyarakat sekitar dan memancing amarah. Mereka seketika berkumpul lalu bergerak hendak menyerang Desa Doromelo. Saat itulah polisi datang ke lokasi.
Polisi masih menelusuri cerita itu. "Kami akan selidiki dulu masalah ini," kata Jon Wesly.
AKHYAR M NUR