TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan hingga kini belum ada tanda-tanda serangan balasan dari kelompok serupa atas penangkapan enam terduga teroris di Batam. "Belum ada (tanda-tanda serangan) dan mudah-mudahan enggak ada," ucap Ryamizard di Jakarta, Sabtu, 6 Agustus 2016.
Detasemen Khusus 88 Antiteror telah menangkap kelompok yang menamakan diri Katibah Gigih Rahmat. "Kelompok ini dipimpin Gigih Rahmat Dewa," kata juru bicara Markas Besar Polri, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar. Gigih Rahmat menyatakan akan menyerang Marina Bay dengan roket dari Pulau Batam.
Baca Juga:
Penangkapan enam terduga teroris Batam ini mendapatkan respons dari Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen. Hen menuturkan pemerintah Singapura harus berasumsi bahwa mungkin lebih banyak plot untuk menyerang negara itu, antara lain meluncurkan roket dari Pulau Batam dengan target Marina Bay, seperti yang direncanakan kelompok terduga teroris tersebut.
Baca: 6 Terduga Teroris Ditangkap di Batam, Ini Reaksi Singapura
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menuturkan teroris sekarang tak lagi mengenal batas wilayah, sehingga mengincar lokasi di luar daerah asalnya dengan membentuk jaringan-jaringan yang bersifat internasional. Karena itu, semua teroris, baik yang kecil maupun yang besar, patut dianggap berbahaya.
" Enggak ada teroris yang sendiri (sekarang). Jaringannya sudah internasional, bukan regional atau lokal lagi," ujar Wiranto, yang juga memuji keberhasilan aparat kepolisian melakukan langkah preventif.
Baca: Kalla: Rencana Teror di Singapura, Teroris Tak Kenal Batas
ISTMAN M.P.