TEMPO.CO, Purwakarta - Rahmat Djudju Djunaedi, 68 tahun, warga Desa Gununghejo, Kecamatan Darangdan, Purwakarta, Jawa Barat, menghabiskan sisa masa hidupnya sebagai relawan perpustakaan keliling. Pada tahun 1998 hingga 2008, Abah Udju, begitu pria berbadan kurus dan jangkung itu akrab disapa, memulai kegiatannya sebagai relawan perpustakaan keliling dengan berjalan kaki. Pekerjaan itu dilakoninya saban Ahad, setiap pekannya.
"Awalnya, iseng-iseng memanfaatkan jeda hari libur akhir pekan," katanya saat ditemui Tempo, di ruang perpustakaannya yang bernama Perpustakaan Saba Desa, Jumat, 5 Agustus 2016. Ia mulai berkeliling pukul 07 pagi hingga 17.00.
Pelanggannya sebagian besar adalah anak-anak sekolah, mulai dari tingka SD, SMP, SMA bahkan diantaranya ada mahasiswa dan pegawai negeri. "Mereka tersebar di 10 desa sekitar tempat tinggal saya," kata pria pensiunan PTPN VIII ini.
Desa-desa yang dikelilinginya di antaranya Desa Neglasari, Linggasari, Sadarkarya, Sawit, Darangdan, Depok dan Legokwaru. Ada pun buku-buku yang dipinjamkannya beragam, ada buku soal pertanian, perikanan, perkebunan, politik, keluarga, agama, kesehatan, olah raga, biografi dan majalah bekas tetapi masih layak baca. "Pertama kali, saya dapat sumbangan Majalah Tempo," ujarnya.
Guna menambah koleksi perpustakaannya, Udju, lalu sering membuat surat pembaca di sejumlah koran dan majalah terbitan Bandung dan Jakarta. "Alhamdulillah responnya sangat positif, akhirnya saya dapat kiriman buku sumbangan saban hari melalui kantor pos," katanya. Dari hasil berburu bukunya tersebut, Udju kini sudah mengoleksi 14.876 buku dan majalah.
Pembaca setianya pun terus bertambah hingga memiliki pelanggan tetap sebanyak 560 pembaca dan memiliki kelompok pembaca di tiap desa rata-rata dua kelompok. Semakin banyak koleksi buku dan majalah yang dimilikinya, Abah Djudju pun mulai kedodoran. Dan, akhirnya dia mulai memanfaatkan sepeda onthel sebagai media berkeliling mengangkut buku dan berkeliling meminjamkannya. "Akhirnya sampai sekarang ketagihan dan sudah menghabiskan tiga sepeda," tuturnya.
Sekarang dia, memanfaatkan sepeda sport yang digoesnya buat kegiatan perpustakaannya.
Menurut relawan perpustakaan keliling itu, dia tidak pernah menyewakan buku-buku dan majalahnya dengan imbalan uang. "Kalau ada yang ngasih diterima, kalau tidak, ya nggak masalah," katanya.
Dia berkeinginan membangun sebuah ruang perpustakaan di rumahnya yang layak dan nyaman buat para pembacanya. "Tapi, masih belum kesampaian," kata Udju. Ruang perpustakaan yang ada sekarang ukurannya 3X5 meter persegi, kesannya sumpek karena banyaknya koleksi bukunya.
Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, berjanji akan membuatkan ruang baca di perpustakaan Saba Desa milik Abah Udju tersebut. "Kami akan bikinan ruang baca yang luas berlantai dua di lahan pinggir rumahnya dengan bangunan berarsitekturkan khas Sunda," kata Dedi.
NANANG SUTISNA
Video Abah Udju