TEMPO.CO, Semarang – PT Semen Indonesia menyatakan proses pendirian konstruksi pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah, akan berjalan terus setelah adanya pertemuan antara warga penolak pabrik semen dan Presiden Joko Widodo, Selasa lalu.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Agung Wiharto menyatakan proses pembangunan konstruksi pabrik berjalan terus karena sudah memenuhi berbagai syarat dan legalitas. “Namun, untuk proses penambangan batu kapurnya (eksploitasinya), belum mulai. Kami tunduk pada keputusan pemerintah yang akan membuat KLHS (kajian lingkungan hidup strategis),” katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 5 Agustus 2016.
Selasa lalu, 17 warga dari Pegunungan Kendeng bertemu dengan Presiden Jokowi untuk menyampaikan aspirasi menolak pendirian pabrik semen. Warga juga didampingi dosen dari Institut Pertanian Bogor, Soeryo Adiwibowo. Dalam pertemuan itu dihasilkan sejumlah keputusan, yakni perlu dibuat daya dukung dan daya tamping Pegunungan Kendeng melalui KLHS. Selama proses KLHS itu, semua izin dan proses pendirian pabrik semen dihentikan. “KLHS ditargetkan selesai dalam waktu satu tahun,” kata Gunretno, aktivis penolak pabrik semen.
Namun, menurut Agung, yang tak boleh dilakukan dalam proses penyusunan KLHS adalah proses penambangan pabrik semen atau eksploitasinya. Adapun proses pendirian konstruksi pabriknya bisa terus berjalan.
Saat ini, kata Agung, proses konstruksi pendirian pabrik PT Semen Indonesia di Rembang sudah mencapai 95 persen. Beberapa konstruksi peralatan utama pabrik juga sudah terpasang. Adapun kekurangan penyelesaian 5 persen ditargetkan bisa selesai pada akhir tahun ini.
Agung menilai tak ada alasan legal yang mengharuskan proses pendirian konstruksi pabrik semen dihentikan. Sebab, pabrik ini sudah melalui tahapan sesuai dengan aturan. Izin proses eksplorasi, seperti izin lingkungan dan kajian-kajian lingkungan, juga sudah dikantongi.
Bahkan, saat ada warga penolak mengajukan gugatan hukum, pengadilan tata usaha negara juga tak memerintahkan proses pendirian pabrik PT Semen Indonesia di Rembang dihentikan. Agung menyatakan PT Semen Indonesia sudah selalu berusaha mengajak warga terlibat dalam proses pendirian pabrik semen. “Sosialisasi ke warga juga kami terus lakukan,” tuturnya.
Sebelumnya, Jaringan Masyarakat Pegunungan Kendeng berharap proses pendirian pabrik semen di wilayah Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah, segera dihentikan. Hal ini sesuai dengan permintaan Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan JMPPK di Istana Kepresidenan pada dua hari lalu.
Aktivis JMPPK, Gunretno, menyatakan Presiden Jokowi sudah meminta semua kegiatan pembangunan pabrik semen dihentikan dulu. “Namun penghentian pabrik semen ini harus menunggu surat keputusan (SK) Presiden,” ucapnya.
ROFIUDDIN