Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Panasnya Pilgub DKI: 4 Amunisi Risma yang Bisa Kalahkan Ahok  

Editor

Bobby Chandra

image-gnews
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri); Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. dok.TEMPO
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri); Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. dok.TEMPO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dukungan untuk mendorong Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 terus menguat. Sejumlah elemen dan unsur msyarakat baik di Jakarta maupun di Surabaya berbondong-bondong mendeklarasikan sokongannya.

Berdasarkan survei dari Lembaga Psikologi Politik Universitas Indonesia terkait penilaian kapabilitas, nama Risma, yang juga kader PDI Perjuangan, itu hanya kalah tipis dibandingkan Ahok. Namun, di louar itu, sejumlah pengamat politik menilai ada sejumlah kelebihan Risma yang kemungkinan bisa menyaingi Ahok.

BACA: Pidato Asli Risma yang Dipelesetkan Pamit Ikut Pilgub DKI

Dosen Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo, menilai Risma memiliki 'amunisi' yang bisa dipakai memimpin Jakarta. "Sejauh saya ketahui, reputasi dia meraih (penghargaan) wali kota terbaik tahun lalu. Dia membawa banyak perubahan," kata Suko kepada Tempo, Kamis, 4 Agustus 2016.

Berikut ini beberapa amunis lain yang dimiliki Risma untuk diperkirakan bisa menyaingi, bahkan, mengungguli Ahok dalam Pemilihan Gubernur DKI 2017:


1. Transparan dan Efektif

Suko mengatakan, selama memimpin Surabaya, Risma membawa perubahan nyata dalam memerangi korupsi dan menujukkan transparansi dalam pemerintahan. Misalnya, pembuatan single window system untuk memudahkan perizinan. Juga sistem  lainnya seperti e-planning dan e-budgeting. "Dia menggunakan pengelolaan secara digital dalam aplikasi pembangunan, ini efektif untuk membangun Surabaya," ujarnya.

BACA: Ini Modal Risma Jika Jadi Gubernur Jakarta

Selain membangun sistem, Suko berujar pengalaman Risma di birokrasi bisa menjadi modal penting. Pasalnya, menurut Suko, sebelum terpilih sebagai wali kota, Risma mengawali karir sebagai pegawai negeri sipil mulai dari staf, kepala seksi hingga kepala dinas. Mantan Kadis Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya pada 2005 itu juga mampu mengubah wajah Surabaya, dengan pembangunan sejumlah taman kota.



2. Terjun Langsung ke Masyarakat

Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengungkapkan sejumlah keunggulan yang dimiliki Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tapi tidak ada dalam sosok Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. "Yang tidak dimiliki Ahok bagaimana Risma turun ke masyarakat dan menjadi bagian dari sebuah keluarga, itu terasa sekali," kata dia saat dihubungi Tempo, Kamis, 4 Agustus 2016.

BACA: PKS Ingin Duetkan Risma-Sandiaga, PDIP: Itu Saran yang Baik

Pangi menilai sosok Risma tidak ragu-ragu, tidak takut, dan bisa menyatu dengan masyarakat. Berbeda dengan Ahok. Pangi mengamati bahwa Ahok memiliki ketakutan dan hampir tidak pernah turun menemui masyarakat. Pangi menilai, cara kerja Risma lebih memanusiakan kota Surabaya. Kader PDI Perjuangan itu juga mau menemui rakyat yang protes terhadap penggusuran.



3. Suka Bicara dari ke Hati

Pangi mengatakan, ada lagi keunggulan lain Wali Kota Risma yang relatif tidak ditemui dalam diri Ahok. Risma, kata Pangi, mampu bicara dari ke hati dengan warga saat ada kebijakan tak populer dari pemerintah kota, seperti penggusuran. Pangi memisalkan ketika penggusuran kawasan lokalisasi Dolly. Risma bisa menghadapi tekanan dengan mengajak warga Dolly bicara dari hati ke hati.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

BACA: Cari Lawan Ahok, Ketum PAN: Kalau Risma Mau, Itu Bagus!

"Ahok menggusur saja tanpa bisa bermusyawarah, ada jarak. Rakyat harus mencintai pemimpinnya dan sebaliknya," tutur Pangi. Kendati begitu, Ipang mengatakan, setiap orang tidak bisa menutup mata terhadap prestasi Ahok. Pasalnya, Ahok bisa diandalkan membersihkan kawasan kumuh, membereskan pungutan liar, mampu menjalankan transparansi dan akuntabilitas pemerintahan.


4. Dukungan Koalisi Besar

Bila Risma benar-benar dicalonkan untuk menantang Ahok dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017, PDI Perjuangan berpeluang membentuk koalisi besar. Pasalnya, sejumlah partai sudah mengisyaratkan bakal merapat ke partai berlambang banteng putih itu.

PKB, misalnya, berharap PDIP bersekutu dengan Partai Gerindra yang resmi mencalonkan pengusaha Sandiaga Uno sebagai calon gubernur. Selain itu, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional pun sudah mensinyalkan hal serupa jika PDIP mencalonkan Risma.

BACA: 3 Partai yang 'Ngebet' Dorong Risma Tantang Ahok

Gabungan koalisi besar yang mendukung Risma jauh mengungguli aliansi partai pendukung Ahok jika dilihat dari komposisi kursi di DPRD DKI Jakarta. Koalisi PDIP (28 kursi), Gerindra (15), PKB (6), PKS (11), dan PAN (2), memiliki 62 kursi dari total 106 kursi.

Adapun koalisi pendukung Ahok, yakni Golkar (9), NasDem (5), dan Hanura (10) hanya memiliki 24 kursi di Dewan. Komposisi kursi di DPRD Jakarta ini dengan catatan bahwa Partai Demokrat (10 kursi), Partai Persatuan Pembangunan (10 kursi) belum menentukan keberpihakannya.

BACA: Pengamat: Risma-Djarot Cocok untuk DKI Jakarta

Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago, penantang serius Ahok hanya bisa didapat jika partai mau membentuk koalisi besar. "Kita tidak tahu apakah nanti (skenario) itu akan membuat Gubernur Ahok memiliki penantang yang sepadan, atau membuat dia belepotan. Sekarang belum ada simulasi ideal," ujarnya.


Ahok sendiri sebelumnya mengaku tak ambil pusing terkait koalisi partai yang menjadi penantangnya dalam perebutan kursi nomor satu di Jakarta. Ia tidak akan melobi partai manapun untuk mengusung dirinya dalam Pilgub DKI. Ahok mengklaim, ia ingin menghapus stigma bahwa dalam setiap calon kepala daerah harus melobi agar dicalonkan. "Itu saya ingin hapus," katanya di Balai Kota, Kamis, 4 Agustus 2016.

FRISKI RIANA

BACA JUGA
Siap Dipanggil Polisi, Haris Azhar Dibentengi 60 Pengacara
Divonis 3 Bulan Penjara, Guru Pencubit Siswa Tetap Bisa Mengajar

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

1 jam lalu

Menteri  Sosial Tri Rismaharini  menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris Prancis, Rabu  pagi, 10 April 2024. (Sumber: Istimewa)
Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.


Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

3 hari lalu

Menteri  Sosial Tri Rismaharini  menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris Prancis, Rabu  pagi, 10 April 2024. (Sumber: Istimewa)
Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful merespons kabar jika Tri Rismaharini atau Risma maju di Pilkada Jakarta 2024.


PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

3 hari lalu

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat saat ditemui usai debat Capres 2024 di Istora Senayan, Minggu, 7 Januari 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

Untuk Pilkada Jakarta 2024, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful mengatakan partainya saat ini masih menjaring nama.


Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris

5 hari lalu

Menteri Sosial Tri Rismaharini didampingi Dubes RI di Paris Mohamad Oemar beserta Isteri, berfoto bersama Anak-Anak Muda Indonesia  dalam silaturahmi Lebaran di KBRI Paris, Perancis, Kamis (11/4).
Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris

Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.


Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

5 hari lalu

Ekonom Faisal Basri dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.


Mensos Jelaskan Program Pena kepada Direktur OECD

5 hari lalu

Mensos Jelaskan Program Pena kepada Direktur OECD

Direktur OECD membuka peluang program Pena dapat menjadi contoh untuk negara anggota lainnya.


Mensos Risma Dapat Apresiasi dari Direktur Tata Kelola Public OECD

7 hari lalu

Mensos Risma Dapat Apresiasi dari Direktur Tata Kelola Public OECD

Menteri Sosial Tri Rismaharini menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) di Paris, Perancis, Rabu, 10 April 2024.


Risma Bicara Pengalaman RI Tangani Bencana, Ini Respons Direktur OECD

8 hari lalu

Menteri  Sosial Tri Rismaharini  menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris Perancis 10 April 2024. Istimewa
Risma Bicara Pengalaman RI Tangani Bencana, Ini Respons Direktur OECD

Direktur Tata Kelola Publik OECD Elsa Pilichowski menanggapi pemaparan Mensos Risma soal penanganan bencana di Indonesia.


Mensos Risma Ceritakan Pengalaman Indonesia Tangani Bencana

8 hari lalu

Mensos Risma Ceritakan Pengalaman Indonesia Tangani Bencana

Menteri Sosial Tri Rismaharini menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris.


Saat Hakim MK Arief Hidayat Bertanya Soal Jokowi Bagi-Bagi Bansos, Ini Jawaban Risma

11 hari lalu

Menteri Sosial Tri Rismaharini hadir dalam sidang perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat 5 April 2024. Agenda hari ini ialah mendengarkan kesaksian empat menteri kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. TEMPO/Subekti.
Saat Hakim MK Arief Hidayat Bertanya Soal Jokowi Bagi-Bagi Bansos, Ini Jawaban Risma

Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma menjawab saat hakim MK Arief Hidayat bertanya Jokowi bagi-bagi bansos. Ini katanya.