TEMPO.CO, Jakarta - Para petinggi Airbus Group tengah menyambangi Indonesia. Tujuan kedatangan mereka adalah memperkenalkan pesawat militer A400M kepada Indonesia melalui beberapa menteri.
“Kami datang untuk memperkenalkan A400M, pesawat militer pertama produksi Airbus,” ujar CEO Military Aircraft Airbus Defence and Space Fernando Alonso kepada Tempo dalam pertemuan terbatas dengan para pemimpin media, Kamis, 4 Agustus 2016.
Di Asia Tenggara, kata Alonso, Airbus telah menjual empat unit A400M ke Malaysia. Kini mereka tengah menjajaki kemungkinan penjualan ke Indonesia. Itu sebabnya, Alonso dan timnya dari Spanyol dalam tiga hari ini bertemu dengan sejumlah menteri.
Sejak kemarin, Airbus sudah menemui dua menteri, yakni Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto.
Baca Juga: Ini Spesifikasi Dua Pesawat Calon Pengganti Hercules C-130
“Kami telah menemui Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno kemarin. Saya amat menghargai respons positif beliau terhadap kunjungan kami,” ucap Alonso.
Rencananya, pada Jumat, 5 Agustus 2016, Airbus akan menemui Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. “Kami akan bertemu dengan Menteri Pertahanan dan mengunjungi PT Dirgantara Indonesia di Bandung."
Alonso melanjutkan, Military Aircraft merupakan cabang bisnis Airbus yang berpusat di Spanyol. Hingga saat ini, Airbus telah menjual 174 pesawat militer pertama mereka. Mereka menargetkan penjualan 300 unit A400M. Karena itu, Airbus datang ke Indonesia untuk mempromosikan pesawat militer tersebut.
Simak : DPR Berencana Ubah Pasal Karet UU ITE
Keunggulan pesawat militer yang telah diluncurkan pada 2003 ini adalah dapat mendarat di landasan berjarak yang pendek. Adapun negara-negara yang sudah menggunakan pesawat ini antara lain, Malaysia, Turki, Mali, dan Prancis.
Saat ditanya soal harga, Alonso tak menyebutkan angka pasti lantaran harga bisa disesuaikan dengan permintaan desain dan kombinasi pesawat. Bila ada negara yang memesan, Airbus akan mengirimkan pesawatnya paling lambat 1,5 tahun dari penandatanganan kontrak.
BAGUS PRASETIYO