TEMPO.CO, Bengkulu - Perwira Komando Resor Militer 041/ Garuda Emas Bengkulu berinisial PC mengancam akan menghabisi Sofia Yuliawati Harianja, jurnalis Radio Republik Indonesia (RRI), Kamis, 4 Agustus 2016.
Menurut Sofia, perwira berpangkat mayor itu membentak-bentak dan mengancam akan menghabisi Sofia dan keluarganya. "Saya dibentak-bentak dan dipermalukan di depan orang banyak, diancam akan disikat, termasuk keluarga saya," kata Sofia.
Sofia tidak tahu persis duduk permasalahannya hingga perwira tentara itu marah-marah. Kalau dianggap bersalah, kata dia, tidak sewajarnya diintimidasi di depan banyak orang.
Sofia menduga, kemarahan perwira berawal dari pertanyaan yang dia lontarkan kepada Komandan Korem Garuda Emas Kolonel Andi Muhamad. Sofia bertanya soal anak Danrem yang ikut kegiatan karate. "Saya bertanya apakah anaknya mau latihan karate? Saya bingung salahnya di mana," ujar Sofia.
Menurut Sofia, dia bertanya masalah itu sebelum Andi menghadiri Musyawarah Provinsi Forum Olahraga Karate Indonesia di Balai Prajurit Korem Garuda Emas.
Sofia, yang juga atlet karate, bertanya untuk menindaklanjuti informasi yang menyatakan anak Danrem akan turut latihan karate. "Saya tidak tahu mengapa pertanyaan itu membuat anak buah Danrem marah kepada saya," ucap Sofia.
Menanggapi masalah tersebut, Kolonel (TNI) Andi Muhamad mengaku telah memanggil anak buahnya untuk mengklarifikasi kejadian yang sesungguhnya. "Saya sudah tegur dia. Keras teguran saya. Saya bilang ke dia, kalau kamu melakukan itu, kamu cari dia (Sofia) dan minta maaf," ujarnya.
Menurut Andi, perwira tersebut membantah telah mengintimidasi Sofia. Menurut pengakuannya, kata Andi, si perwira hanya meminta Sofia agar bertanya di luar konteks pemberitaan. "Saya bilang, kenapa kamu membatasi seperti itu? Saya kan tidak pernah memberi petunjuk seperti itu," tutur Andi.
Menurut Andi, peristiwa itu terjadi hanya karena persoalan komunikasi yang salah. Andi mengaku siap memfasilitasi kedua belah pihak guna menyelesaikan persoalan tersebut.
PHESI ESTER JULIKAWATI