TEMPO.CO, Karawang - Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menyampaikan keprihatinannya atas bencana banjir rob disertai badai yang terjadi di pesisir utara Karawang. Ia mengaku sedih saat mendengar kondisi penduduk di sana. "Saya baru bisa meninjau ke sana siang ini. Saya juga sedang sedih karena ibu saya sedang sakit," ujar Cellica saat ditemui Tempo, Kamis, 4 Agustus 2016.
Bupati perempuan pertama di Karawang itu menyatakan telah mengusulkan membangun turap di pantai utara Karawang. Rencananya, tahun depan, pembangunan itu akan diwujudkan. "Hasil evaluasi kita kepada pemerintah provinsi adalah segera membuat turap untuk menahan ombak di sepanjang pantai. Sebab, urusan pantai dan laut adalah wewenang di pemerintah provinsi," katanya.
Kondisi permukiman dan desa-desa di wilayah pesisir Karawang memang sudah mengkhawatirkan. Abrasi membuat jalan penghubung antardesa di Dusun Pisangan terputus. Keadaan selalu bertambah buruk saat musim pasang dan badai, seperti yang terjadi dalam sepekan terakhir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang Asip Suhendar mengatakan hantaman air laut yang terjadi sepekan ini paling parah selama 2016. Berdasarkan siaran pers yang diterima Tempo, banjir rob disertai badai mengakibatkan 7.885 penduduk di pesisir utara Karawang mengungsi.
Asip mengatakan, ombak tinggi menghantam permukiman pada Kamis petang, 28 Juli 2016. "Malam itu, ketinggian ombak yang menuju permukiman mencapai 3-5 meter," ujar Asip.
Berdasarkan data yang dihimpun BPBD, air laut merendam lima desa di lima kecamatan. Rinciannya, Desa Muarabaru, Desa Pusakajaya Utara, Desa Tanjungpakis, Kecamatan Pakisjaya, dan Desa Cemarajaya. Total korban yang menderita akibat banjir rob adalah 8.093 jiwa, sedangkan yang mengungsi 7.885 jiwa.
"Rumah yang terendam mencapai 980 unit. Sedangkan rumah yang rusak berat 16 unit, terletak di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya," ucapnya. Sebagai solusi sementara, BPBD telah mendistribusikan 7.500 karung untuk dibuat tanggul penahan ombak.
HISYAM LUTHFIANA