TEMPO.CO, Boyolali - Sebuah stupa tergolek tak terawat di tanah kosong yang ditumbuhi semak belukar di areal permakaman Dukuh Kestalan, Desa Nepen, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Stupa dari batu utuh berdiameter sekitar 1 meter dan ketinggian 1,5 meter itu terbujur miring dengan bagian ujungnya menghadap ke arah barat laut.
Selain ornamen-ornamen sederhana yang melingkar, tidak ada satu pun goresan semacam prasasti yang terukir di stupa yang tampak hijau oleh lumut itu. “Stupa ini sudah ada di sini sejak saya masih kecil,” kata Kepala Urusan Keuangan Desa Nepen, Muhtadi, saat mengantar Tempo ke lahan kas Desa Nepen itu pada Kamis, 4 Agustus 2016.
Menurut cerita lisan yang turun temurun di Desa Nepen, Muhtadi mengatakan, stupa tak berongga itu serpihan dari kereta Raden Sombo yang hancur karena tidak mampu melewati pasukan Harjuna. “Dulu, tak jauh dari stupa itu juga ada batu besar yang bentuknya menyerupai roda,” kata Muhtadi.
Namun, batu utuh berbentuk lingkaran dengan diameter 1,5 meter dan tebal 0,5 meter itu telah raib sekitar sepuluh tahun silam. Sekitar 300 meter di timur lokasi tergoleknya stupa, tepatnya di kebun milik warga Dukuh Nepen, juga tergolek dua batu utuh dengan cekungan di tengahnya (mirip bagian dasar stupa di Candi Borobudur).
Satu dari dua artefak itu kondisinya lebih mengenaskan dibanding stupa di Dukuh Kestalan, yaitu dalam posisi terbalik dan menjadi bagian dari pondasi pagar bambu kandang ayam milik warga. “Tiga bulan lalu, batu-batu itu pernah dikunjungi ahli benda purbakala (Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah). Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut,” kata Kepala Desa Nepen, Sudirno.
Menurut anggota Tim Museum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Boyolali, Surojo, tiga stupa di Desa Nepen itu merupakan peninggalan komunitas Budha dari abad IX. “Stupa-stupa dari batu utuh itu membuka cakrawala baru di Boyolali yang selama ini banyak ditemukan peninggalan sejarah dari masa Hindu,” kata Surojo kepada Tempo.
Surojo mengatakan, hingga kini belum dilakukan penelitian secara mendalam terhadap tiga stupa di Desa Nepen. Maka itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Boyolali mengusulkan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah agar segera dilakukan ekskavasi. “Kemungkinan masih banyak batu-batu sisa candi peninggalan Budha yang terpendam di sana,” kata Surojo.
DINDA LEO LISTY