Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kejanggalan Cerita Freddy Budiman Versi Budi Waseso  

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
Kepala BNN, Komjen Pol Budi Waseso (kiri), dan Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari (kanan) menunjukan barang bukti sabu-sabu yang akan dimusnahkan di kantor BNN, Jakarta, 4 Agustus 2016. Barang bukti ini merupakan hasil pengungkapan kasus periode 16 Juni-22 Juni 2016. ANTARA/M Agung Rajasa
Kepala BNN, Komjen Pol Budi Waseso (kiri), dan Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari (kanan) menunjukan barang bukti sabu-sabu yang akan dimusnahkan di kantor BNN, Jakarta, 4 Agustus 2016. Barang bukti ini merupakan hasil pengungkapan kasus periode 16 Juni-22 Juni 2016. ANTARA/M Agung Rajasa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso menilai, beberapa testimoni atau pengakuan almarhum terpidana narkotik Freddy Budiman mengenai keterlibatan penegak hukum dioperasinya meragukan. Sebab, ada beberapa hal yang tidak masuk akal.

"Seperti soal Freddy nyetir di mobil jenderal bintang dua dan ada narkoba di belakangnya. Wah, enggak segitu hebatnya," ujar Budi saat dicegat awak media di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis, 4 Agustus 2016.

Sebagaimana diketahui, lembaga penegak hukum, seperti BNN, Polri, dan TNI, tengah menjadi sorotan karena Freddy menuduh mereka melindungi operasinya selama ini. Bentuk perlindungan itu mulai dengan memasukkan barang dari luar negeri hingga proses distribusi dari satu daerah ke daerah lain.

Baca: BNN Laporkan Haris Azhar Soal Pengakuan Freddy Budiman 

Freddy juga meneybut, ia ditemani jenderal bintang dua memindahkan narkotik menggunakan mobil. Ada juga perlindungan lain, seperti pencabutan CCTV dari tempat Freddy ditahan. Freddy pun ditemani ke luar negeri untuk menyelesaikan transaksi narkotik.

Budi menjelaskan, salah satu hal yang tidak logis dari cerita jenderal bintang dua itu adalah soal semobil berdua. Menurut Budi, seorang jenderal dua tidak bisa dipisahkan dengan ajudan. Hal itu melekat, sebagaimana diatur dalam protap. Karena itu, aneh jika Freddy bisa semobil berdua daja dengan sang jenderal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ketika jenderal pergi, ajudan ada untuk melindungi. Jadi enggak sebebas yang diceritakan Freddy," ujar Budi.

Ketidaklogisan lain yakni Freddy pergi ke Cina bersama anggota BNN untuk mengecek pabrik narkotik. Menurut Budi, meminjam Freddy untuk diajak pergi ke pabrik narkoba di Cina tidak semudah itu. Sebab, harus ada kejelasan soal alasan, paspor, dan visa. "Paspornya gimana, visanya apa, enggak mungkin semudah itu ke Cina. Apa iya dimasukkan ke peti, kemudian dibawa dengan barang?" ujar Budi bertanya-tanya.

Meski keterangan Freddy terdengar tak logis, Budi menegaskan tetap akan menguji testimoni itu. Namun, menurut dia, wajar jika testimoni dicurigai. "Almarhum itu pelaku. Siapa pun dia, pasti ingin membebaskan diri dengan berbagai cara. Ada jalur hukum, ada juga yang dengan menceritakan pemikirannya untuk mengaburkan permasalahan," ujarnya.

ISTMAN MP

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kronologi Penyelundupan Sabu dan Ekstasi dari Medan ke Jakarta Melalui Pesawat Lion Air, Mengapa Bisa Lolos Pemeriksaan?

1 hari lalu

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Umum (Bareskrim) Komisaris Besar Arie Ardian (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari penangkapan 24 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 1.840 di Gedung Mabes Polri, Kamis, 18 April 2024. Pengungkapan dua kasus peredaran narkotika itu dilakukan sejak 22 Maret 2024 dan 4 April lalu. TEMPO/Ihsan Reliubun
Kronologi Penyelundupan Sabu dan Ekstasi dari Medan ke Jakarta Melalui Pesawat Lion Air, Mengapa Bisa Lolos Pemeriksaan?

Bareskrim bersama tim gabungan Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta menangkap penumpang Lion Air yang membawa sabu dan ekstasi dari Medan.


Polisi Tangkap Residivis Pengedar Narkoba Senilai Rp 10 Miliar di Bekasi

1 hari lalu

Ilustrasi penjahat narkoba. TEMPO/Iqbal Lubis
Polisi Tangkap Residivis Pengedar Narkoba Senilai Rp 10 Miliar di Bekasi

Polres Metro Bekasi Kota menyita 10 kilogram narkoba jenis sabu senilai Rp 10 Miliar saat menangkap MH, residivis dalam kasus sama pada 2022


Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

1 hari lalu

Corporate Communication Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantono, memberikan keterangan terkait pelaporan perundungan yang dilakukan terhadap Pilot Loin Air, di Kantor Pusat Lion Air, Jakarta. 30 Agustus 2018. TEMPO/Chitra Paramaesti.
Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

Manajemen Lion Air angkat bicara terkait informasi penangkapan dua karyawan maskapai itu dalam kasus penyelundupan narkoba melalui jalur udara.


Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

2 hari lalu

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Umum (Bareskrim) Komisaris Besar Arie Ardian (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari penangkapan 24 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 1.840 di Gedung Mabes Polri, Kamis, 18 April 2024. Pengungkapan dua kasus peredaran narkotika itu dilakukan sejak 22 Maret 2024 dan 4 April lalu. TEMPO/Ihsan Reliubun
Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

Bareskrim Polri menangkap jaringan pengedar narkoba yang melintas melewati jalur udara.


Polisi Tangkap Pengedar Narkoba Lewat Undercover Buy di Bekasi, Sita 3 Kardus Sabu

2 hari lalu

Barang bukti dihadirkan dalam Konferensi Pers Pengungkapan Satgas Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Bareskrim Polri & Polda Jajaran Operasi Escobar 2024 di Gedung Bareskrim Polri Jakarta, 13 Maret 2024. Di antaranya, sabu 2,8 ton, ekstasi 1.030.559 butir, ganja 1,6 ton, kokain 8,64 Kg, tembakau gorilla 127,2 Kg, etamine 24,8 Kg dan obat keras sebanyak 4.875.406 butir. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba Lewat Undercover Buy di Bekasi, Sita 3 Kardus Sabu

Polres Metro Bekasi Kota menangkap pelaku peredaran narkoba berinisial MH yang kerap bertransaksi di Jalan Raya Caman, Pondok Gede, Kota Belasi.


Bareskrim Tangkap Dua Pegawai Maskapai Swasta, Diduga Selundupkan Narkoba ke Kabin Pesawat

2 hari lalu

Direktur Tindak Pidana Narkoba Brigjen Pol. Mukti Juharsa. (ANTARA/Laily Rahmawaty
Bareskrim Tangkap Dua Pegawai Maskapai Swasta, Diduga Selundupkan Narkoba ke Kabin Pesawat

Dua pegawai maskapai swasta yang diduga sebagai kurir narkoba itu ditangkap saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta.


Polisi Sebut 6 Pemuda Konvoi Saat Malam Takbiran di Tomang Positif Narkoba

9 hari lalu

Ratusan pemuda ditangkap polisi dalam konvoi malam takbiran di Jalan Kyai Tapa, Tomang, Jakarta Barat, 10 April 2024. ANTARA/HO-Polres Jakbar
Polisi Sebut 6 Pemuda Konvoi Saat Malam Takbiran di Tomang Positif Narkoba

Polisi mendapati enam pemuda yang konvoi saat malam takbiran di kawasan Jakarta Barat positif mengonsumsi narkoba.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

9 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Kesaksian Tetangga, Tersangka Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama Huni Rumah Berdalih untuk Orang Sakit

10 hari lalu

Penampakan rumah yang dijadikan pabrik ekstasi di Perumahan Taman Sunter Agung B6, Tanjung Priok, Jakarta Utara, 8 April 2024. Polisi menggerebek pabrik ekstasi yang masuk jaringan narkoba internasional Fredy Pratama. TEMPO/Han Revanda Putra.
Kesaksian Tetangga, Tersangka Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama Huni Rumah Berdalih untuk Orang Sakit

Tetangga rumah yang dijadikan markas pabrik ekstasi jaringan Fredy Pratama menceritakan kesaksiannya tentang rumah bernomor B6 itu.


Polisi Ciduk 71 Remaja yang Konvoi di Jakarta Barat, 5 Positif Narkoba

11 hari lalu

Polisi mengamankan pelajar yang melakukan konvoi buka di jalanan, Jakarta, Jumat (5/4/2024). ANTARA/HO-Polsek Metro Tamansari
Polisi Ciduk 71 Remaja yang Konvoi di Jakarta Barat, 5 Positif Narkoba

Polres Metro Jakarta Barat akan memanggil sekolah maupun orang tua dari remaja yang kedapatan konvoi motor membawa petasan dan kembang api.