TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso mengatakan jaringan pengedar narkoba Chandra Halim alias Akiong sudah empat kali melakukan aksinya dan sudah empat kali tertangkap. Semuanya berhubungan langsung dengan terpidana mati Freddy Budiman.
Buwas—sapaan akrab Budi Waseso—menambahkan, modus yang mereka gunakan semakin canggih. Yakni mengirim barang secara legal, tapi di dalam barang tersebut disusupi dan disembunyikan sabu.
"Kemarin disembunyikan dalam pipa setebal 5 sentimeter, jadi tidak terdeteksi alat X-ray," kata Buwas di BNN, Jakarta, Kamis, 4 Agustus 2016.
Buwas juga menuturkan jaringan pengedar narkoba ini termasuk lengkap. Meski berkaitan dengan Freddy, mereka sudah memiliki pangsa pasar dan pasukan pengedar masing-masing. "Ada atau tidak ada Freddy, mereka tetap kerja," ujarnya.
Kini BNN terus berkoordinasi dengan lembaga-lembaga pemasyarakatan agar kejadian serupa tidak terus berulang. Menurut dia, lembaga pemasyarakatan merupakan salah satu tempat perekrutan potensial bagi para pengedar narkoba.
Hari ini BNN memusnahkan barang bukti narkotik jenis sabu seberat 68 kilogram di gedung BNN, Jakarta, Kamis, 4 Agustus 2016. Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso mengungkapkan bahwa sabu sejumlah 68 kilogram tersebut masih memiliki keterkaitan dengan jaringan peredaran narkoba terpidana mati Freddy Budiman.
Barang bukti tersebut didapat dari dua pengungkapan kasus yang menyeret enam tersangka. Dari keterangan para tersangka, mereka mengaku mendapatkan barang haram tersebut dari Akiong. Pada saat itu, Akiong masih menjadi narapidana di LP narkoba Cipinang. Akiong merupakan bagian dari jaringan Freddy Budiman.
INGE KLARA SAFITRI