TEMPO.CO, Kupang - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar lomba menangkap buaya di Pantai Kupang. Buaya muara itu sangat meresahkan dan mengganggu aktivitas pariwisata di daerah ini.
"Lomba digelar karena banyak buaya berkeliaran di sekitar lokasi obyek wisata pantai sehingga meresahkan wisatawan," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Marius Jelamu kepada Tempo, Kamis, 4 Agustus 2016.
Penangkapan buaya seharusnya menjadi tugas Balai Besar Konversi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT. Namun Dinas Pariwisata NTT ingin melibatkan masyarakat menangkap buaya di perairan Kota Kupang. Buaya-buaya itu berdampak terhadap wisata daerah. "BKSDA memiliki keterbatasan sarana-prasarana alat tangkap sehingga kesulitan menangkap buaya," tuturnya.
Lomba ini digelar karena banyak wisatawan lokal menjadi korban keganasan buaya di Pantai Kupang. "Sekarang orang tua dan anak- anak khawatir mandi di pantai. Takut dengan buaya," ujarnya.
Marius menggelar lomba ini agar masyarakat, yang memiliki keahlian, bisa menangkap buaya. Hadiahnya Rp 5 juta per ekor. Syaratnya, buaya itu harus ditangkap dalam keadaan hidup. "Jika buaya menyerang atau membela diri, bisa dibunuh. Tapi kami ingin buaya ditangkap hidup-hidup karena ini binatang yang dilindungi," ucapnya.
Berdasarkan data BKSDA NTT, dalam 5 tahun terakhir, yakni muai 2011 hingga 2016, total warga yang tewas diterkam buaya mencapai 34 orang. Tahun ini sudah sembilan orang tewas diserang buaya.
YOHANES SEO