TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjadi figur yang menempel ketat dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Survei Opinion Leader yang dilakukan Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia. Meski demikian, Ridwal Kamil menyatakan tidak akan ikut dalam persaingan pemilihan kepala daerah Jakarta 2017. Ia lebih mengincar kursi Gubernur Jawa Barat.
Saat ini dia sedang menakar peluangnya untuk meraih kursi Gubernur Jawa Barat. "Kalau Jawa Barat saya lagi survei, kalau hasil surveinya memungkinkan, kenapa tidak," kata Emil, sapaan Ridwan Kamil, Selasa, 2 Agustus 2016, di Jakarta Convention Center, Jakarta. Jika hasil survei kurang maksimal, ia tak akan memaksakan diri.
Ridwan Kamil mengatakan survei tersebut baru akan dimulai. Dia memperkirakan, pada akhir tahun, baru akan diambil keputusan akhir soal maju atau tidaknya dia dalam pilkada Jawa Barat. Bagi dia, keputusan mendasarkan diri pada hasil survei adalah bentuk politik ilmiah.
Menurut Ridwan Kamil, persepsi masyarakat bisa dibaca dengan jelas dan terkalkulasi. "Enggak bisa hanya modal kepingin terus selesai mengikuti prosedur politik, enggak bisa juga seperti itu," ucapnya.
Dalam survei yang dirilis Lembaga Psikologi Politik UI Senin kemarin, Ridwan Kamil disebut sebagai figur yang direkomendasikan menjadi Gubernur DKI Jakarta oleh para tokoh. Ridwan Kamil berada di posisi kedua di bawah calon inkumben Ahok.
Ridwan bahkan mengungguli Ahok dalam sejumlah kriteria penilaian, seperti temperamen yang lebih baik, kemampuan komunikasi politik, serta leadership yang lebih unggul. Meski diunggulkan, Emil menyatakan tak akan ikut pilkada DKI Jakarta. Dia beralasan, kepemimpinannya sebagai Wali Kota Bandung belum genap satu periode.
Dia menyebut, posisinya berbeda dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Menurut dia, Risma sudah selesai memimpin Surabaya satu periode.
"Kalau saya, satu periode belum selesai. Jadi pertimbangannya, saya ingin memperlihatkan politik tidak semata-mata selalu merebut kekuasaan di mana ada peluang," ucap Emil. Selain itu, dia ingin menyampaikan pesan, dalam berpolitik, apa yang dijanjikan buat masyarakat harus diselesaikan.
AMIRULLAH | DEVY ERNIS