TEMPO.CO, Samarinda - Perusahaan pelayaran PT Rusianto Bersaudara mengaku kesulitan berkomunikasi dengan tiga anak buah kapal (ABK) TB Charles yang disandera kelompok militan di Filipina. Sedangkan dengan empat awak lain yang disandera Al Habsy Misaya, yang berafiliasi dengan kelompok Abu Sayyaf, komunikasi dilakukan secara intensif.
Juru bicara Rusianto Bersaudara, Taufiq Qurrohman, mengaku komunikasi dengan ketiganya terkendala jaringan. "Mereka disandera kelompok lain yang punya strategi berbeda dengan Al Habsy Misaya," kata Taufiq, Selasa, 2 Juli 2016, di kantornya, Samarinda, Kalimantan Timur.
Meski begitu, ketiganya dikabarkan dalam kondisi baik. Mereka adalah nakhoda Ferry Arifin, Edy Suryono, dan M. Mabrur. Lokasi penyanderaan ketiganya juga belum diketahui.
Saat ini komunikasi lebih sering dilakukan dengan penyandera empat ABK Charles: Ismail, Robin Piter, M. Nasir, dan M Sofyan. Bahkan, ucap Taufiq, Al Habsy Misaya memberikan keleluasaan kepada keluarga untuk berkomunikasi dalam jangka waktu lama.
Taufiq mengakui, penyandera pernah meminta uang tebusan. Namun jumlahnya belum diketahui. "Awalnya sempat minta tebusan, mungkin karena komunikasi terputus (sehingga belum sempat disampaikan)," ujarnya.
Kelompok militan menyandera tujuh ABK TB Charles di perairan Filipina selatan saat kapal itu akan kembali ke Indonesia. Mereka disandera dua kelompok berbeda, masing-masing tiga sandera dan empat sandera. Kelompok penyandera empat ABK meminta uang tebusan 250 juta peso.
FIRMAN HIDAYAT