TEMPO.CO, Surabaya - Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengenai Tri Rismaharini menuai reaksi dari Pemerintah Kota Surabaya. Ahok dianggap keliru tentang pernyataan Risma.
“Karena Pak Ahok minta cek, makanya saya cek dan ternyata tidak ada pernyataan itu. Mungkin ingatan Pak Ahok keliru, silakan cari dokumennya kalau memang ada,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Muhammad Fikser di kantornya, Senin, 1 Agustus 2016.
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin, 1 Agustus 2016, pagi membuat pernyataan yang terkesan membanding-bandingkan dan mengadu domba antara Solo dan Surabaya ataupun Jokowi dan Risma.
Baca:
Ahok Bandingkan Risma dengan Jokowi
Survei: Ahok, Ridwan Kamil, Risma Kandidat Kuat DKI-1
“Seingat saya, Bu Risma pernah ngomong. Coba nanti dicek, ya, kan Surabaya lebih besar daripada Solo. Wali Kota Solo bisa jadi presiden (Jokowi), masak Wali Kota Surabaya enggak bisa?" katanya.
Fikser memastikan Risma tak pernah mengeluarkan pernyataan itu karena setiap hari ia mendampingi Risma. Fikser bahkan mengaku sudah mengecek semua dokumen rekaman wawancara Risma dengan media, tamu resmi, dan ketika menjadi narasumber acara.
Fikser mengklarifikasi tudingan Ahok tentang pembangunan taman. Ia memastikan Risma tak hanya membangun taman-taman, tapi juga merealisasi pembangunan dan program lain demi kebaikan Kota Surabaya. Contoh konkretnya adalah program penanganan anak-anak jalanan serta lansia yang dirawat Dinas Sosial Kota Surabaya di rumah khusus.
Baca:
PDIP Surabaya Protes Omongan Ahok Soal Risma
Begini Jawaban Mega kepada Ahok Soal Jalur Partai
Fikser memastikan Risma tak hanya membuat program fisik, tapi juga pembangunan yang tidak tampak. “Jadi, kalau hanya melihat taman, itu sangat jauh dari kebenaran,” tuturnya.
Fikser mengajak semua pihak selalu menjaga situasi dan kondisi menjelang pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang kian panas. Ia menyayangkan pernyataan Ahok yang tidak benar tanpa mengukur dampak pernyataannya itu. “Mari jaga situasi yang kondusif, kasihan masyarakat yang terprovokasi.”
MOHAMMAD SYARRAFAH