TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri Muhammad Iqbal mengatakan keluarga sudah mendapat informasi mengenai tujuh WNI yang disandera kelompok bersenjata Filipina Selatan. Kementerian menginformasikannya kepada keluarga korban penyanderaan pada pertemuan siang ini, Senin, 1 Agustus 2016.
"Kami sampaikan, keselamatan sandera adalah yang utama. Jadi langkah apa pun yang diambil akan dikalkulasikan dengan aspek keselamatan," kata Iqbal setelah bertemu keluarga korban penyanderaan di kantor Kementerian Luar Negeri di Jalan Pejambon, Jakarta Pusat.
Pertemuan ini diwakili keluarga awak kapal Charles 001 yang diculik kelompok bersenjata Filipina pada 21 Juni lalu. Seorang perwakilan keluarga sandera yang hadir dalam pertemuan adalah Dian Megawati Ahmad, istri Ismail, seorang sandera.
Dian datang didampingi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, yakni Charles Honoris dan Irine Yosiana Roba Putri. Perwakilan perusahaan kapal Charles 001, yakni PT Rusianto Bersaudara, ikut hadir.
Dalam pertemuan ini, Iqbal menginformasikan bahwa kondisi tujuh WNI yang disandera dalam keadaan baik. Kementerian mendapat informasi itu dari pantauan berbagai pihak di Indonesia maupun dari pemerintah Filipina.
Iqbal mengatakan konsolidasi antara pemerintah, keluarga korban, perusahaan pemilik kapal, serta DPR diperlukan untuk menghindari kesimpangsiuran informasi. "Semua harus melakukan satu strategi yang sama, jadi kami perkuat komunikasi," ujar Iqbal.
Anggota Komisi Pertahanan DPR, Charles Honoris, mengatakan diskusi dengan Kementerian akan membantu meringankan beban keluarga sandera. Beban itu di antaranya kebutuhan informasi bagi keluarga para sandera. "Keluarga bebannya berat karena kerabatnya disandera di sana," tutur Charles.
Tujuh awak kapal Charles 001 disandera lebih dari sebulan oleh kelompok bersenjata yang terafiliasi dengan Abu Sayyaf. Selain mereka, ada lagi tiga WNI asal Nusa Tenggara Timur yang disandera kelompok bersenjata Filipina. Mereka disandera di perairan Lahad Datu, Malaysia, pada 9 Juli lalu.
Tiga WNI ini merupakan awak kapal ikan berbendera Malaysia. Pemerintah juga mengupayakan penyelamatan ketiganya dengan kontribusi dari perusahaan Malaysia yang menjadi pemilik kapal.
YOHANES PASKALIS