TEMPO.CO, Bandung - Gempa yang mengguncang deretan Pulau Bali, Lombok, dan Sumbawa, Senin pagi, 1 Agustus 2016, diakibatkan pecahnya sesar atau patahan aktif Flores. Lindu berkekuatan magnitudo 5,7 itu merusak seratus rumah di Kecamatan Pekat, Nusa Tenggara Barat.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan pecahnya sesar tersebut karena dorongan lempeng Indo-Australia dari arah selatan. “Selain menyusup, lempeng itu mendorong ke utara,” katanya saat dihubungi Tempo, Senin, 1 Agustus 2016.
Daryono mengibaratkan kejadian itu seperti kue atau styrofoam yang didorong tangan ke bidang pembatas lalu benda tersebut terangkat hingga akhirnya patah. Lindu pun terjadi pada pukul 06.40 WIB atau 07.40 Wita.
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa yang terjadi sesuai pemutakhiran itu berkekuatan magnitudo 5,7. Pusat gempa berada di daratan, terletak pada koordinat 8,23 Lintang Selatan dan 117,85 Bujur Timur.
Lokasi tersebut berjarak sekitar 63 kilometer arah barat laut Kota Dompu, Nusa Tenggara Barat, dengan kedalaman 22 kilometer. Dari peta kejadian gempa BMKG, sumber gempa tampak berada di sebelah barat Gunung Tambora dan dekat dengan daerah Pekat.
Berdasarkan lokasi pusat gempa dan kedalamannya yang tergolong dangkal, kata Daryono, gempa berasal dari aktivitas sesar aktif, bukan akibat subduksi lempeng. Sesar aktif yang dimaksud adalah sesar naik Flores yang populer disebut sebagai Flores Back Arc Thrust.
Jalur sesar tersebut membentang di dasar laut Bali hingga Flores yang berarah barat-timur, paralel dengan busur kepulauan. Sesar ini dikenal sangat aktif karena merupakan hunjaman balik dari bekerjanya sistem subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.
Berdasarkan laporan sementara yang diperoleh BMKG dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat, gempa tersebut mengakibatkan 40 rumah rusak berat dan 60 rumah rusak ringan di Kecamatan Pekat. Dari beberapa foto terlihat dinding-dinding rumah warga yang berupa susunan batu bata ataupun batako rontok.
ANWAR SISWADI