TEMPO.CO, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama menjelaskan, perjalanan para calon Gubernur Jakarta untuk memenangkan kursi DKI 1 semakin menarik. "Masing-masing pihak nantinya akan saling membongkar 'borok' lawan politiknya," kata Basuki alias Ahok kepada wartawan di Balai Kota DKI, Senin, 1 Agustus 2016.
Pendapat Ahok disampaikan terkait munculnya nama sosok dari daerah atau luar Jakarta untuk menjadi calon gubernur atau wakil gubernur pada pilkada DKI Jakarta yang berlangsung 15 Februari 2017.
Tokoh-tokoh yang disorong antara lain Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Bojonegoro Suyoto, dan Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah.
"Jadi ini yang saya katakan, demokrasi yang kami harapkan, sehingga semua orang milih (pemimpin) berdasarkan meritokrasi, bukan warna kulit," kata Ahok.
Ahok senang bila banyak orang luar Jakarta ikut merebut kursi DKI 1 dan DKI 2. Dia sendiri sebelumnya menjabat Bupati Belitung Timur pada 2005.
Menurut dia, warga Jakarta malah akan lebih diuntungkan dengan munculnya para pemimpin daerah yang akan menjadi pesaingnya karena banyak pilihan.
Untuk saat ini, kata Ahok, dia tidak ambil pusing terkait persiapannya maju kembali sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. "Kerja saja, ngapain pusing. Lawan terberat adalah saya sendiri," katanya.
Masa jabatan Ahok akan habis pada Oktober 2017. Namun, bila tidak terpilih kembali menjadi gubernur, Ahok menjamin warga Jakarta akan melihat banyak perubahan yang terjadi.
"Saya kalau keluar dari sini Oktober 2017, kamu sudah lihat sistem Jakarta berubah," ucapnya.
FRISKI RIANA