TEMPO.CO, Jakarta – Kepolisian Resor Tanah Karo menangkap lima orang yang diduga menjadi provokator dalam kerusuhan pembangunan relokasi mandiri di Sinabung, Sumatera Utara, Jumat, 29 Juli 2016. Lima orang tersebut adalah Eddi Sitepu, James Sinulingga, Nahason Sinuraya, Modal Sinulingga, dan Sugiarto Meliala. Mereka saat ini masih diperiksa secara intensif di ruang Satuan Reserse Kriminal Polres Tanah Karo.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, bentrokan antara penduduk dan polisi tersebut bermula saat pengembang membangun tempat relokasi mandiri untuk 1.683 keluarga korban erupsi Gunung Sinabung di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Namun pembangunan tersebut mendapat penolakan masyarakat Desa Lingga.
Awalnya, mereka memasang pagar pembatas dan mengklaim bahwa lahan tersebut merupakan jalan potong menuju Desa Lingga. Namun, sekitar pukul 12.30 WIB, pengembang membongkar pagar tersebut menggunakan alat berat.
Hal tersebut memicu protes warga Desa Lingga. Sebanyak 150 orang melakukan pemblokiran jalan umum di dekat tenda pos polisi. Hal itu mengakibatkan Jalan Kabanjahe, Simpang Empat, macet total. “Mereka mendatangi tenda polisi untuk menanyakan pelaku pembongkaran dan berencana membangun kembali pagar,” ucap Sutopo dalam pesan tertulisnya, Sabtu, 30 Juli 2016.
Pada pukul 18.00 WIB, 400 orang kembali mendatangi lokasi pembongkaran. Mereka ingin membunuh petugas pembongkar pagar. Anggota kepolisian di dalam tenda berkisar 15 orang lari ke Polres Tanah Karo untuk meminta bantuan. Massa membakar tenda pos polisi dan ekskavator/beko merek Hitachi.
Saat polisi menangkap kelima orang yang diduga pelaku kerusuhan, kembali terjadi perlawanan oleh warga Lingga. Mereka melempari kantor Polres Tanah Karo dengan batu. Polisi membalasnya dengan tembakan peringatan dan gas air mata.
Kini 200 personel gabungan disiagakan di Polres Tanah Karo untuk mengantisipasi bentrokan susulan.
Berbagai upaya telah dilakukan banyak pihak untuk melakukan mediasi dan membangun tempat relokasi tersebut. Namun masyarakat Desa Lingga tetap menolak. Hingga akhirnya saat pembangunan berlangsung kemarin, terjadi konflik dan berujung pada kerusuhan antara aparat dan masyarakat setempat.
Akibat kerusuhan tersebut, satu orang bernama Abdi Purba meninggal dunia. Satu orang lain, Ganepo Tarigan, kritis dan dirawat di Rumah Sakit Medan.
DESTRIANITA K.