TEMPO.CO, Pemalang – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Tegal menduga tenggelamnya kapal nelayan di Pemalang, Jawa Tengah karena awan cumulonimbus. Pasalnya, berdasarkan pantauan BMKG, ketinggian gelombang di pantai utara Jawa selama tiga hari terakhir ini normal dan tidak sampai lebih dari dua meter.
Kapal yang ditumpangi oleh 18 orang itu diduga bergerak mendekati awan yang menimbulkan angin kencang tersebut. “Akibatnya, gelombang laut ikut naik, dan menerjang kapal,” kata prakirawan cuaca BMKG Stasiun Tegal, Hendy Andryanto, kepada Tempo, Jumat, 29 Juli 2016.
Kapal nelayan KM Bintang Garuda tenggelam setelah diterjang ombak pada Rabu malam, 27 Juli 2016 sekitar pukul 21.30 WIB. Akibat peristiwa itu dua nelayan hilang dan 16 lainnya berhasil selamat.
Kepala Satuan Polisi Air Polres Pemalang Ajun Komisaris Sunardi mengatakan petugas gabungan masih melakukan mencari korban. Pencarian akan terus dilakukan hingga satu pekan ke depan. “Kami lakukan pencarian kurang lebih di titik sekitar 6 mil dari pantai,” kata dia.
Dua nama nelayan yang masih hilang tersebut ialah Surinto, 37 tahun, warga Desa Danasari Kecamatan Pemalang dan Darno, 55 tahun, warga Kelurahan Widuri, Kecamatan Pemalang.
Para nelayan asal Tegal itu berangkat melaut pada Rabu sekitar pukul 16.00 dari Pelabuhan Tanjungsari, Kelurahan Sugihwaras, Kecamatan Pemalang. Namun pada pukul 21.00, ketika berada di perairan utara Ulujami yang berjarak sekitar 6 mil dari bibir pantai, kapal mereka dihantam ombak yang cukup besar.
Hantaman ombak tersebut membuat lambung kiri bawah kapal pecah dan bocor. Kapal lalu terbalik dan tenggelam. “Saat itu kami sedang menebar jaring, namun tiba-tiba terjadi angin timuran dan ombak besar dan menerjang kapal kami,” kata pemilik kapal yang juga korban selamat, Taronji.
Dengan menggunakan alat keselamatan yang ada, Taronji dan kawan-kawan berusaha menyelamatkan diri. Beruntung mereka segera ditolong oleh kapal mini purse seine KM Mawar yang kebetulan melintas tak jauh dari lokasi kecelakaan. Sebanyak 16 awak kapal dibawa ke darat melalui Pelabuhan Tegal pada Kamis pagi.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ