Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Haris Azhar Blakblakan Soal Pengakuan Heboh Freddy Budiman  

Editor

Bobby Chandra

Petugas kepolsian berbincang dengan Freddy Budiman saat gelar perkara pabrik narkoba di Ruko Taman Palem, Jakarta Barat, 14 April 2015. Narkoba tersebut diedarkan hingga Belanda dan Pakistan. Pengungkapan ruko pabrik ekstasi ini bermula dari ditangkapnya kaki tangan Freddy. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Petugas kepolsian berbincang dengan Freddy Budiman saat gelar perkara pabrik narkoba di Ruko Taman Palem, Jakarta Barat, 14 April 2015. Narkoba tersebut diedarkan hingga Belanda dan Pakistan. Pengungkapan ruko pabrik ekstasi ini bermula dari ditangkapnya kaki tangan Freddy. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kamis malam kemarin, 29 Juli 2016, tersebar percakapan antara Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar, bersama gembong narkoba Freddy Budiman dalam bentuk pesan berantai. Haris membenarkan isi percakapan yang mengejutkan itu.

Dalam pesan berantai tersebut, Freddy Budiman mengaku ada pihak Badan Narkotika Nasional dan Mabes Polri yang bekerja sama dengannya dalam pengedaran narkoba. Setelah pesan tersebar, Haris mengklaim banyak ditelepon oleh orang-orang Kepolisian pada Jumat siang ini, 29 Juli 2016.

BACA: Buwas Minta Haris Azhar Buktikan Cerita Freddy Budiman

Mereka menanyakan apakah Haris bisa membuktikan kesaksian Freddy tersebut. "Saya mau menjelaskan, secara normatif, tugas pembuktian itu tugas penegak hukum, tugas negara, bukan tugas saya," kata Haris di kantor KontraS, Jumat malam, 29 Juli 2016. "Kalau soal pembuktian, saya bukan pejabat negara, bukan difasilitasi."

Haris menjelaskan, kesaksian tidak hanya dari dirinya. Semua ada dalam dokumen hukum sebagai data penyidikan. Ia mengungkapkan, Freddy tak menyebut nama dan hanya berkata pada Haris untuk mengecek pledoinya. "Dia bilang coba cek di pledoi saya," ujar Harris menirukan ucapan Freddy saat pertemuan mereka di 2014.

BACA: Beredar, Pengakuan Freddy Budiman Setor Rp 450 M ke BNN

Haris menjelaskan, ia bersama teman-teman sudah berusaha memeriksa data tersebut namun di laman Mahkamah Agung tidak ada dan hanya mencantumkan putusan. "Pledoi itu namanya pembelaan akhir sebelum dijatuhi putusan dalam proses sidang di pengadilan, jadi ada dakwaan, tuntutan, nanti ada pledoi."

Perwakilan KontraS juga sudah mendatangi pengadilan negeri yang menyidangkan kasus tersebut. Kemudian KontraS meminta dokumen tersebut ke panitera secara resmi namun hasilnya nihil. Akhirnya kontras melihat dalam putusan. Dalam putusan tidak ada informasi yang mencantumkan keterangan Freddy seperti pengakuannya kepada Haris.

BACA: Freddy Budiman, Bandar Narkoba Dermawan tapi Gemar Mabuk

Haris pun bersama anggota KontraS yang lain mencoba mencari tahu siapa kuasa hukum yang selama ini mendampingi Freddy dalam persidangan. "Waktu itu pas kami cari hanya ada dua link berita di Internet. Dan alamat kantor pengacara itu waktu ditelusuri tidak dijawab teleponnya," ucap Haris.

Selanjutnya, Harris menceritakan saat pertemuannya waktu itu dengan Freddy di tahanan tidak ada rekaman karena semua alat rekam tidak diperbolehkan. Ia harus menghormati aturan di penjara. Saat itu ada Sitinjak yang termasuk menemani Haris sewaktu bertemu Freddy Budiman.

BACA: Usut Tudingan Freddy, Kepala Polri Minta Boy Temui Haris Kontras

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam percakapan dengan Freddy Budiman, Haris mengungkap rahasia bisnis narkoba terpidana mati Freddy Budiman. Cerita itu ia dapatkan saat mengunjungi Freddy di Lapas Nusa Kambangan pada 2014 lalu. Lantas Haris membuka tabir gelap itu pada Kamis malam, atau sehari sebelum Freddy dieksekusi mati pada Jumat dini hari, 30 Juli 2016.

Kepada Haris, Freddy mengaku bukan bandar narkoba, melainkan operator penyelundupan skala besar. Bosnya ada di Cina. Setiap kali akan membawa barang masuk, dia lebih dulu menghubungi polisi, Badan Narkotika Nasional, serta Bea dan Cukai untuk kongkalikong.

BACA: Freddy Budiman Menjadi yang Pertama Dieksekusi Mati

"Orang-orang yang saya telepon itu semuanya nitip (menitip harga)," kata Freddy kepada Haris seperti tertulis dalam pernyataannya. Harga yang dititipkan itu beragam. Dari Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu. Freddy tak pernah menolak. Sebab dia tahu harga sebenarnya yang dikeluarkan pabrik hanya Rp 5.000 per butir.

"Makanya saya tidak pernah takut jika ada yang nitip harga ke saya," ucap Freddy. Dengan modal Rp 10 miliar Freddy bisa meraup triliunan karena harga satu butir narkoba di pasaran berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Freddy mengaku bisa membagi keuntungan puluhan miliar ke beberapa pejabat.

BACA: Jasad Freddy Budiman Dikubur Satu Liang dengan Kerabatnya

Selama beberapa tahun bekerja sebagai penyelundup, ia terhitung menyetor Rp 450 miliar ke BNN dan Rp 90 miliar ke pejabat tertentu di Mabes Polri. Saking dekatnya Freddy dengan pejabat itu, ia bahkan pernah difasilitasi mobil TNI bintang dua dari Medan menuju Jakarta dengan bagian belakang penuh narkoba.

AUZI AMAZIA | MAYA AYU PUSPITASARI | EGY ADYATAMA | BC

BACA JUGA

Ahok Pilih Jalur Partai, Ormas: Ahok Bukan Pemberani!
Ahok Pilih Partai, Djarot: Dia Kembali ke Jalan yang Benar

Video Terkait:


Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Tanggapan Polri soal Usulan DPR agar Kepala BNN dan BNPT Dijabat Bintang Empat

19 jam lalu

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers yang diikuti secara daring dari Jakarta pada Minggu, 21 Mei 2023. (ANTARA/Fath Putra Mulya)
Tanggapan Polri soal Usulan DPR agar Kepala BNN dan BNPT Dijabat Bintang Empat

Anggota DPR Johan Budi mengusulkan agar Kepala BNN dan Kepala BNPT diusulkan dijabat oleh jenderal bintang empat. Begini tanggapan Polri.


Tuai Kontroversi, Model Iran Kenakan Gaun Bertema Tali Gantungan di Cannes

9 hari lalu

Mahlagha Jaberi. FOTO/Instagram/mahlaghajaberi
Tuai Kontroversi, Model Iran Kenakan Gaun Bertema Tali Gantungan di Cannes

Mahlagha Jaberi mengenakan gaun itu ke Festival Film Cannes ke-76 untuk menarik kesadaran akan eksekusi hukuman gantung di Iran


Singapura Lagi-lagi Gantung Warganya yang Edarkan Ganja 1,5 Kg

23 hari lalu

Ilustrasi hukuman gantung. latimes.com
Singapura Lagi-lagi Gantung Warganya yang Edarkan Ganja 1,5 Kg

Seorang warga negara Singapura dihukum gantung karena memperjualbelikan ganja 1,5 kg.


Anak Ketahuan Menghisap Lem, Ini Cara Menghilangkan Kecanduan Ngelem

30 hari lalu

Anak jalanan ngelem. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Anak Ketahuan Menghisap Lem, Ini Cara Menghilangkan Kecanduan Ngelem

Lakukan langkah-langkah ini jika menemukan anak anda menghisap lem jika tak ingin kecanduan ngelem


Iran Eksekusi Mati Laki-laki Keturunan Swedia

33 hari lalu

Ilustrasi hukuman gantung. latimes.com
Iran Eksekusi Mati Laki-laki Keturunan Swedia

Iran pada Sabtu, 6 Mei 2023, melaksanakan eksekusi mati pada seorang laki-laki keturunan Swedia-Iran bernama Habib Farajollah Chaab.


Terkini Bisnis: 4 Capres yang Didukung Partai Buruh, Baru 89,3 Persen Kendaraan Kembali ke Jabotabek

39 hari lalu

Presiden Partai Buruh Said Iqbal dalam konferensi pers peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2023 di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Senin, 1 Mei 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Terkini Bisnis: 4 Capres yang Didukung Partai Buruh, Baru 89,3 Persen Kendaraan Kembali ke Jabotabek

Berita terkini ekonomi dan bisnis pada Senin petang, 1 Mei 2023, dimulai dari empat calon presiden atau capres yang didukung Partai Buruh.


Budi Waseso Jabat Kembali Direktur Utama Bulog, Ini Rekam Jejak Buwas

39 hari lalu

Dirut Perum Bulog Budi Waseso datang ke Istana Negara untuk menemui Presiden Joko Widodo saat ramai isu tentang reshuffle Kabinet Indonesia Maju, Selasa, 31 Januari 2023. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Budi Waseso Jabat Kembali Direktur Utama Bulog, Ini Rekam Jejak Buwas

Erick Thohir Menteri BUMN tunjuk Budi Waseso sebagai Direktur Utama Bulog kedua kalinya. Ini profil Buwas, purnawirawan Polri yang urus logistik.


Erick Thohir Tunjuk Buwas Kembali jadi Direktur Utama Perum Bulog

41 hari lalu

Menteri BUMN Erick Thohir dan Dirut Perum Bulog Budi Waseso saat meninjau stok cadangan beras usia terjadinya kasus virus corona pertama di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Maret 2020. Tempo/Fajar Pebrianto
Erick Thohir Tunjuk Buwas Kembali jadi Direktur Utama Perum Bulog

Erick Thohir memutuskan Budi Waseso alias Buwas kembali menjadi Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog. Keputusan itditetapkan pada Kamis, 27 April 2023.


Singapura Eksekusi Mati Warga yang Terlibat Perdagangan Ganja

44 hari lalu

Tangaraju Suppiah. Transformative Justice Collective/BBC
Singapura Eksekusi Mati Warga yang Terlibat Perdagangan Ganja

Singapura pada Rabu, 26 April 2023, mengeksekusi seorang pria yang dihukum atas perdagangan narkoba.


Cegah Pengiriman Narkoba Saat Arus Mudik, BNN Kerahkan 2 Anjing Pelacak ke Terminal Kampung Rambutan

52 hari lalu

Petugas BNN mengerahkan anjing pelacak melakukan deteksi barang bawaan pemudik di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Selasa, 18 April 2023. BNN mengerahkan anjing pelacak untuk melakukan operasi pengecekan terhadap barang-barang calon pemudik guna mencegah peredaran narkoba di tengah arus mudik. TEMPO/M Taufan Rengganis
Cegah Pengiriman Narkoba Saat Arus Mudik, BNN Kerahkan 2 Anjing Pelacak ke Terminal Kampung Rambutan

Anjing pelacak dikerahkan untuk memastikan tidak ada sopir bus, ABK kapal hingga pilot yang menggunakan narkoba saat bertugas pada arus mudik.