Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aktivis Anggap Eksekusi Mati Humprey Jefferson Tidak Sah  

Editor

Mustafa moses

image-gnews
Pengunjuk rasa membentangkan spanduk saat berunjuk rasa menolak hukuman mati terhadap terpidana mati kasus narkotika Merry Utami, di Semarang, 28 Juli 2016. Mereka  meminta agar pemerintah menunda pelaksanaan eksekusi mati Merri. ANTARA/R. Rekotomo
Pengunjuk rasa membentangkan spanduk saat berunjuk rasa menolak hukuman mati terhadap terpidana mati kasus narkotika Merry Utami, di Semarang, 28 Juli 2016. Mereka meminta agar pemerintah menunda pelaksanaan eksekusi mati Merri. ANTARA/R. Rekotomo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Masyarakat Ricky Gunawan mengatakan eksekusi terpidana Humprey Jefferson alias Humprey Ejike yang berasal dari Nigeria, tidak sah. "Keputusannya menyalahi dua aturan," katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 29 Juli 2016.

Ricky mengatakan aturan pertama yang dilanggar ialah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2002 tentang Grasi. Undang-undang tersebut menyatakan permohonan grasi dapat menunda putusan pidana mati. "Humprey telah mendaftarkan permohonan grasi pada 25 Juli 2016 namun ia dieksekusi," katanya.

Ia mengatakan selama putusan grasi belum keluar, pelaksanaan eksekusi mati terhadap Humprey Jefferson tidak dapat dilakukan dan dibenarkan secara hukum. Aturan lain yang dilanggar ialah Undang-Undang Program Nasional Perumusan Standar mengenai Tata Cara Hukuman Mati.

Dalam aturan tersebut disebutkan bahwa eksekusi hukuman mati dilaksanakan dalam waktu 72 jam setelah notifikasi diberikan. Menurut Ricky, notifikasi eksekusi Humprey baru diterima pada Selasa, 26 Juli 2016. "Seharusnya dilakukan pada 29 Juli 2016 malam," katanya.

Ricky mengatakan pria asal Nigeria tersebut mengalami banyak pelanggaran fair trail (hak atas pelanggaran yang jujur). "Kasusnya direkayasa," katanya.

Humprey, menurut Ricky, dijebak oleh Kelly, terpidana kasus narkoba yang kini sudah meninggal. Sebelum kematiannya, Kelly mengakui penjebakan tersebut dan meminta maaf kepada Humprey. Pengakuannya disaksikan tujuh orang.

Ricky sudah menyerahkan pengakuan Kelly kepada Mahkamah Agung sebagai bukti dalam peninjauan kembali kasus Humprey. Namun MA menilai pengakuan tersebut tidak memiliki kekuatan pembuktian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pertimbangan hukum yang menjadi alasan pemberian pidana mati juga rasis," kata Ricky. Ricky mengutip keputusan tersebut yang berbunyi, “Menimbang bahwa […] orang-orang kulit hitam yang berasal dari Nigeria sering menjadi pengawasan pihak kepolisian”. Ricky menilai pengawasan tersebut tidak berarti Humprey terlibat dalam peredaran gelap narkotika.

Menurut Ricky, beberapa terpidana mati kulit hitam yang ia temui dalam ruang isolasi mengeluhkan tindakan rasis tersebut. "Mereka merasa ditargetkan secara khusus," kata dia. Seck Osmane, kata Ricky, juga sudah mendaftarkan grasi tapi tetap dieksekusi.

Ricky mengatakan eksekusi mati seharusnya dilaksanakan setelah terpidana mati menggunakan hak hukumnya. "Mereka harus dipastikan sudah menggunakan semua hak hukumnya yaitu peninjauan kembali dan grasi," katanya.

Pemerintah memutuskan untuk mengeksekusi 14 terpidana mati kasus narkoba. Dari 14 terpidana tersebut, delapan orang di antaranya berkulit hitam.

Empat dari 14 orang tersebut sudah dieksekusi Jumat dinihari, 29 Juli 2016. Mereka adalah Humprey Jefferson, Seck Osmane, Freddy Budiman, dan Michael Titus.

VINDRY FLORENTIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kyiv Tuduh Pasukan Rusia Eksekusi Tentara Ukraina yang Sudah Menyerah

5 hari lalu

Anggota unit Khusus Omega Garda Nasional Ukraina menembakkan mortir ke arah pasukan Rusia di garis depan kota Avdiivka, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di wilayah Donetsk, Ukraina, 8 November 2023. Radio Free Europe/Radio Liberty/Serhii Nuzhnenko via REUTERS
Kyiv Tuduh Pasukan Rusia Eksekusi Tentara Ukraina yang Sudah Menyerah

Kyiv menuduh Rusia melakukan kejahatan perang setelah video yang beredar menunjukkan dua tentara Ukraina ditembak saat sudah menyerah.


Pasca G30S, Ini Operasi Kalong Penangkapan Tokoh PKI DN Aidit, Brigjen Soepardjo hingga Letkol Untung

59 hari lalu

Penangkapan DN Aidit. wikipedia.org
Pasca G30S, Ini Operasi Kalong Penangkapan Tokoh PKI DN Aidit, Brigjen Soepardjo hingga Letkol Untung

Usai G30S yang gagal total, kemudian peristiwa tokoh PKI DN Aidit, Brigjen Soepardjo hingga Letkol Untung.


Arab Saudi Eksekusi Mati Dua Tentara, Dituduh Berkhianat kepada Negara

14 September 2023

Ilustrasi eksekusi mati
Arab Saudi Eksekusi Mati Dua Tentara, Dituduh Berkhianat kepada Negara

Kementerian Pertahanan Arab Saudi mengeksekusi dua tentara yang didakwa berkhianat


Irak Eksekusi Mati 3 Anggota ISIS Pelaku Pemboman yang Tewaskan 323 Orang

29 Agustus 2023

Petugas pemadam kebakaran memadamkan api yang melahap pusat perbelanjaan Karrada usai terjadinya serangan bom bunuh diri di Baghdad, Irak, 3 Juli 2016. Bom yang meledak di wilayah mayoritas Syiah telah menewaskan sekitar 5 orang. Ap Photo
Irak Eksekusi Mati 3 Anggota ISIS Pelaku Pemboman yang Tewaskan 323 Orang

Irak mengeksekusi mati tiga orang yang dihukum karena pemboman 2016. Serangan ini menewaskan lebih dari 320 orang di distrik perbelanjaan Baghdad


Arab Saudi Eksekusi Mati Warga AS, Dihukum karena Bunuh dan Mutilasi Ayah Kandung

17 Agustus 2023

Ilustrasi eksekusi mati
Arab Saudi Eksekusi Mati Warga AS, Dihukum karena Bunuh dan Mutilasi Ayah Kandung

Arab Saudi pada Rabu mengeksekusi seorang warga negara Amerika Serikat yang dihukum karena menyiksa dan membunuh ayah kandungnya sendiri.


Kilas Balik Eksekusi Mati Freddy Budiman 7 tahun Lalu

30 Juli 2023

Freddy Budiman merupakan salah satu gembong narkoba terbesar di Indonesia. Pada 1997, Freddy sudah terlibat dalam kasus narkoba pertamanya sehingga dijebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan Cipinang. Kemudian, pada 2009, Freddy kembali kedapatan menyimpan 500 gram sabu-sabu sehingga divonis 3 tahun 4 bulan penjara. Seakan tak jera, pada 2013, Freddy Budiman justru diketahui mengedarkan narkoba dan membuat pabrik sabu dari dalam lapas. Alhasil, ia dieksekusi mati di Nusakambangan, Jawa Tengah pada 29 Juli 2016. Dok.TEMPO
Kilas Balik Eksekusi Mati Freddy Budiman 7 tahun Lalu

Kisah kontroversial Freddy Budiman, pengedar narkoba terkenal yang dieksekusi mati 7 tahun lalu, termasuk produksi sabu di LP Cipinang.


Dewan HAM PBB Didesak Ambil Tindakan untuk Cegah Eksekusi Petinju Iran

21 Juli 2023

Mohammad Javad Vafaei Sani. Twitter
Dewan HAM PBB Didesak Ambil Tindakan untuk Cegah Eksekusi Petinju Iran

Petinju Iran Mohammad Javad Vafa'i Thani yang dipenjara karena perannya dalam protes anti-pemerintah pada 2019, dan akan segera dieksekusi.


Iran Eksekusi Mati Dua Pelaku Serangan Maut Masjid Shiraz di Depan Umum

9 Juli 2023

Sejumlah pria membersihkan sisa-sisa bercak darah setelah serangan di Kuil Shah Cheragh di Shiraz, Iran 26 Oktober 2022. Pembunuhan peziarah Syiah terjadi pada hari yang sama ketika pasukan keamanan Iran bentrok dengan pengunjuk rasa. Amin Berenjkar/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Iran Eksekusi Mati Dua Pelaku Serangan Maut Masjid Shiraz di Depan Umum

Iran telah mengeksekusi dua orang di depan umum atas serangan mematikan di sebuah masjid di Shiraz selatan tahun lalu yang diklaim oleh kelompok berse


Arab Saudi Eksekusi Mati 4 Warga Arab dan 1 Warga Mesir Gara-gara Ini

4 Juli 2023

Ilustrasi hukuman mati. iconfider.com
Arab Saudi Eksekusi Mati 4 Warga Arab dan 1 Warga Mesir Gara-gara Ini

Hingga Juli 2023, Arab Saudi telah mengeksekusi mati 68 orang


Meksiko Tangkap 16 Tentara yang Terlibat dalam Eksekusi Mati Lima Pria

11 Juni 2023

Orang-orang berdiri di samping tentara Meksiko yang menjaga TKP di mana lima orang tewas setelah pengejaran oleh pasukan federal, di Nuevo Laredo, Meksiko 18 Mei 2023. REUTERS/Jasiel Rubio
Meksiko Tangkap 16 Tentara yang Terlibat dalam Eksekusi Mati Lima Pria

Eksekusi mati oleh para tentara itu terekam dalam sebuah video yang dipublikasikan media Meksiko.