TEMPO.CO, Makassar - Keluarga korban penyanderaan anak buah kapal TB Charles di Sulawesi Selatan meminta Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan yang baru, Wiranto, segera membebaskan sandera dari tangan kelompok Abu Sayyaf.
"Jangan sampai perencanaan menteri yang lama diabaikan sehingga proses pembebasan malah berlarut-larut," kata Muhammad Yahya Tiro, kakak kandung sandera Ismail Tiro, kepada Tempo, Kamis, 28 Juli 2016.
Tiga warga Sulawesi Selatan disandera di Filipina. Dua lainnya adalah Muhammad Mabrur Dahri, 27 tahun, asal Kota Parepare, dan Muhammad Sofyan dari Takalar. Mereka disandera sejak 21 Juni 2016.
Yahya meminta Menteri Wiranto segera menyusun strategi untuk mengupayakan pembebasan. Menurut dia, proses yang selama satu bulan ini berjalan sama sekali belum menggembirakan.
"Bila perlu, menteri baru itulah yang memberi komando langsung kepada jajaran yang ada di bawahnya," ujarnya.
Dia berharap ada pola negosiasi baru yang ditempuh pemerintah. Yahya meminta pemerintah berupaya mempercepat pembebasan.
Menurut Yahya, keluarga kian cemas karena nasib para sandera hingga saat ini belum diketahui. Apalagi, kata dia, beredar kabar bahwa para sandera dibawa berpindah-pindah tempat.
"Ada juga kabar yang kami dengar bahwa jalur logistik penyandera diputus. Ini berbahaya karena para sandera juga butuh makanan," tuturnya.
Adapun bibi Muhammad Mabrur Dahri, Nirwana, 50 tahun, mengatakan dia terus menunggu kepastian dan jaminan pemerintah untuk membebaskan para sandera. "Harapan kami bertumpu kepada Pak Wiranto sebagai menteri baru," katanya.
Dia menyatakan menghargai kerja keras segenap pihak yang telah berusaha menyelamatkan keluarga mereka. "Kasihan mereka yang sudah sebulan tidak jelas kelanjutan hidupnya," ujarnya.
ABDUL RAHMAN