INFO JABAR - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan meraih penghargaan sebagai tokoh peduli perlindungan anak pada acara Anugerah Perlindungan Anak KPAI 2016 di Studio Net TV Jakarta, pada Selasa, 26 Juli 2016
Penganugrahan itu berdasarkan Surat Keputusan Ketua KPAI nomor 13/KPAI/SK/VII/201.
Baca Juga:
Menurut Netty, penghargaan yang diterimanya dari KPAI ini merupakan hasil dari kerja bersama berbagai komponen di Jabar dalam penanganan perdagangan manusia. "Pemprov Jabar bersama masyarakat telah bekerja keras dan bersinergi baik dalam melindungi anak-anak Jabar. Jadi, saya dedikasikan penghargaan ini untuk rakyat Jawa Barat,” ujar Netty.
Netty mengapresiasi langkah KPAI yang telah memberi penghargaan kepada individu maupun lembaga dalam meyakinkan upaya perlindungan anak. Sebab, hal ini bisa memotivasi dan memberi semangat bagi banyak pihak untuk bersinergi mengupayakan berbagai program dalam melindungi anak dan perempuan dari kekerasan. Baik dalam skala kecil, keluarga, maupun lingkungan masyarakat.
Netty menilai kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan kasus extraordinary. Oleh karena itu, dalam proses penanganannya pun membutuhkan langkah yang inovatif. Seperti yang baru saja dilakukan dalam deklarasi Jabar Tolak Kekerasan di dunia pendidikan untuk mewujudkan sekolah ramah anak.
Baca Juga:
"Harapannya kita bisa menghadirkan generasi anak unggul dan berkualitas. Insya Allah terwujud,” kata Netty.
Penghargaan itu, lanjut Netty, tidak menjadi beban, justru menjadi tanggung jawab moral untuk mendorong masyarakat dan memantapkan langkah pemerintah dalam melindungi anak. Gagasan selanjutnya yang ingin direalisasikan adalah membuat sebuah tempat aman anak bersama, yang akan berfungsi sebagai tempat bagi anak untuk beraktivitas, bahkan untuk mengadu jika mengalami kekerasan.
Ketua KPAI Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan, ada lima pilar penyelanggara perlindungan anak yakni orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara. Untuk itu, beliau sangat mengapresiasi langkah yang dibuat Netty.
"Langkah Netty perlu dikabarkan dan diduplikasi agar jadi contoh bagi daerah lain. Bahwa seorang istri gubernur itu tidak sekedar mendampingi (suami) tapi turun langsung (ke masyarakat),’’ kata Asrorun.
Menurut Asrorun, penganugerahan dari KPAI sebagai salah satu bentuk implementasi, pengawasan dan pemantauan penyelengaraan perlindungan anak. Juga berfungsi untuk memberikan apresiasi pada terobosan yang dilakukan individu, pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat.
Dalam proses penilaiannya, ada tiga kriteria penting yang perlu diperhatikan. Pertama, programnya unik. Kedua, program itu bersifat terobosan masif. Ketiga, programnya luas dan menjangkau jangka panjang.
Deputi Bidang Koordinasi Perlindungan Perempuan dan Anak, Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Sujatmiko, menilai penghargaan yang diberikan KPAI adalah terobosan dalam membantu melindungi anak Indonesia yang jumlahnya 33 persen dari penduduk. Pemerintah menginginkan upaya perlindungan dilakukan lebih banyak pihak, agar semakin bisa ikut menjaga masa depan anak-anak.
“Ini (penghargaan) terobosan menggerakkan perlindungan anak. Kekerasan seksual tidak pernah berhenti. Perlu semua pihak bergerak, disamping memang karena banyak korbannya adalah perempuan," ujar Sujatmiko. (*)