INFO MPR - Ratusan penggemar wayang kulit dengan lakon "Semar Mbangun Jiwo"memenuhi Lapangan Dekso Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta, Rabu malam, 27 Juli 2016. Pentas wayang kulit ini merupakan bagian sosialisasi Empat Pilar MPR bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo.
Acara yang menampilkan dalang Ki Seno Nugroho itu dihadiri Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR Zainut Tauhid Sa'adi, anggota MPR M. Afnan Hadikusumo, anggota DPR Idham Samawi, dan Wakil Bupati Kulonprogo Sutedjo.
Zainut mengatakan sejak reformasi 1998 nilai-nilai luhur berbangsa dan negara semakin menipis. Situasi ini diyakininya terpengaruh dari dalam maupun dari luar negeri. Dulu, bangsa Indonesia terkenal hidup rukun, guyub, gotong royong, namun akhir-akhir ini cepat marah setiap menghadapi masalah.
Dia menyontohkan sikap para calon yang kalah dalam pilkada hingga kemarahan dan kejahatan pada perempuan dan anak-anak. Melalui pagelaran wayang kulit, Zainut berharap masyarakat kembali mengingat Pancasila, memahami, dan melaksanakan nilai-nilai luhur berbangsa dan bernegara tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
“Wayang sebagai seni budaya tradisional, bukan hanya tontonan tapi juga banyak mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan tuntunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Zainut.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas dan Hubungan Lembaga, Biro Humas MPR Purwadi mengatakan, pagelaran ini untuk menyosialisasikan Empat Pilar MPR sekaligus mengapresiasi dan melestarikan seni budaya daerah. Upaya sosialisasi dengan budaya local sudah sering digelar.
MPR juga pernah menyosialisasikan Empat Pilar MPR melalui seni budaya Warahan dari Lampung. Seni Warahan sudah hampir hilang selama 20 tahun.
Bahkan, menurut Purwadi, masyarakat Lampung mulai lupa dengan seni budaya ini. Bukan hanya wayang dan warahan, MPR juga memberi apresiasi terhadap seni budaya daerah lain, tergantung daerahnya. (*)