TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan akan menemui Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri Putri setelah mengumumkan bahwa ia akan maju lewat partai politik dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
"Bagaimanapun, saya sama Bu Mega baik. PDIP juga baik. Kan temen juga," kata Ahok di Graha Pejaten, Rabu, 27 Juli 2016.
Ahok menuturkan Megawati kerap menanyakan hubungannya dengan wakilnya saat ini yang merupakan kader dari Partai PDIP, Djarot Saiful Hidayat. Pasalnya, Megawati heran tiba-tiba Ahok memunculkan nama Heru Budi Hartono, sedangkan Ahok pernah ngotot dipasangkan dengan mantan Wali Kota Blitar tersebut.
"Aku itu kenal Djarot lama, waktu aku bupati, dia wali kota. Nah, sekarang Bu Mega bisa balik nanya, dong," kata Ahok.
Saat dilontarkan pertanyaan semacam itu, Ahok membantah. Ia berdalih lebih memilih Heru karena belum ada restu dari Megawati. "Saya bilang siapa yang enggak suka? Saya bilang saya sudah minta, tapi kamu enggak kasih ngasih, kok," tutur dia.
PDIP pernah sepakat tidak akan mendukung calon perseorangan. Untuk itu, Ahok mengatakan segera menemui Megawati dan menyampaikan keputusannya tersebut. Namun Ahok belum bisa memastikan kapan pertemuan tersebut digelar, karena PDIP masih menggelar rapat pemimpin nasional.
"Yang pasti saya mau ke Bu Mega. Belum Lebaran, mau ketemu. Kalau kemarin, saya belum ada acara ini, lalu (disuruh) ngomong, aku mau ngomong apa?" tutur Ahok.
Ahok akhirnya memutuskan untuk maju lewat jalur partai politik setelah sekian lama tidak memberikan jawaban pasti. Sebelumnya, Ahok telah mengantongi dua opsi, yakni satu juta KTP untuk perseorangan dan dukungan dari tiga partai, NasDem, Hanura, dan Golkar. Keputusan tersebut disampaikan oleh Ahok di tengah acara halalbihalal yang digelar Teman Ahok di markasnya, Graha Pejaten, Jakarta Selatan.
LARISSA HUDA