TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon meminta reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo benar-benar sesuai dengan kebutuhan. “Kami tidak inginkan kabinet jadi trial and error,” kata politikus dari Partai Gerindra ini di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 27 Juli 2016.
Fadli mengatakan DPR akan memberikan kesempatan kepada sejumlah menteri baru dalam kabinet Jokowi untuk menunjukkan kinerja mereka. Namun, kata Fadli, jika kelak menteri baru hasil reshuffle tersebut tidak menunjukkan kinerja yang baik, maka, "Yang salah bukan orangnya, tapi yang memilih," katanya.
Menurut Fadli, reshuffle adalah proses yang wajar dilakukan oleh Presiden. Namun, kata dia, pemilihan menteri baru seharusnya bukan didasarkan pada pertimbangan konsolidasi politik. “Jangan sampai salah dalam memilih,” kata dia.
Jika Presiden Jokowi lebih mengutamakan konsolidasi politik dalam reshuffle, Fadli Zon khawatir komposisi kabinet baru tidak akan sesuai dengan kebutuhan pembangunan di Indonesia, melainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan konsolidasi politik dari partai-partai pendukung pemerintah.
Karena itu, Fadli berharap Presiden lebih banyak memilih menteri-menteri dari kalangan profesional.
Presiden Joko Widodo hari ini mengumumkan susunan menteri-menteri baru dalam kabinet kerja periode 2014-2019 di Istana Negara. Selain menteri yang digeser posisinya ke kementerian dan lembaga, terdapat sejumlah wajah baru yang menjadi menteri. Ada sembilan wajah baru yang menjadi menteri, serta empat menteri mengalami pergeseran posisi.
DANANG FIRMANTO