Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasca Gempa, Jumlah Penderita Skizofrenia di Yogya Meningkat

image-gnews
Dwi Putro, pelukis penyandang Skizofrenia, sedang melukis di sela-sela pameran tunggalnya di pelataran Pasar Seni, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (07/11). TEMPO/Yosep Arkian
Dwi Putro, pelukis penyandang Skizofrenia, sedang melukis di sela-sela pameran tunggalnya di pelataran Pasar Seni, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (07/11). TEMPO/Yosep Arkian
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Jumlah penderita gangguan jiwa berat alias Skizofrenia di Daerah Istimewa Yogyakarta menempati urutan tertinggi kedua, setelah Daerah Istimewa Aceh. Tingginya jumlah penderita skizofrenia itu terutama terjadi setelah gempa bumi pada 2006. “Banyak korban gempa yang masih hidup tertekan, tetapi tidak ada teman atau keluarga untuk mencurahkan isi hati,” kata Kepala Dinas Kesehatan DIY dokter gigi Pembayun Setyaningastutie dalam acara Peluncuran Sistem Rehabilitasi Pasien Skizofrenia Terintegrasi, Yogyakarta, Rabu, 27 Juli 2016.

Pembayun mengatakan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskerda) Kementerian Kesehatan pada 2013, jumlah penderita skizofrenia di DIY mencapai 2,7 per mil.  Artinya, dalam 1.000 penduduk terdapat 2-3 orang penderita Skizofrenia atau Orang Dengan Skizofrenia (ODS). Meski pada gempa 2006, Bantul menjadi daerah dengan korban terbanyak, prevalensi tertinggi penderit skizofrenia ada di Kabupaten Kulon Progo yakni mencapai 4,7 per mil, adapun Bantul tercatat 4 per mil, Kota Yogyakarta 2,14 per mil, Gunung Kidul 2,05 per mil, dan terendah di Sleman 1,52 per mil.

Menurut Pembayun, saat ia menjabat Direktur Rumah Sakit Grhsia Sleman yang menangani pasien gangguan jiwa dan pengguna narkotika, sekitar tiga tahun lalu, ada 90 ODS yang dipasung. Sebanyak 60 orang di antaranya sudah dilepas karena dirujuk ke rumah sakit jiwa. “Tapi setelah pasien pulang, lalu kembali lagi (menjadi pasien RSJ). Saya gemas. Persoalannya ada pada keluarga dan masyarakat sekitar,” kata Pembayun.

Ketua Seksi Skizofrenia Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Anak Agung Ayu Agung Kusumawardhani mengatakan, secara umum gejala skizofrenia mulai tampak pada usia muda 18-22 tahun. Masa itu adalah masa remaja mencari jati diri yang memerlukan banyak pembekalan.

Bagi yang tidak mendapat penanganan secara tepat, kondisi itu akan semakin parah pada usia 50-60 tahun. Selama ini, kata dia, skizofrenia masih dianggap bukan penyakit medis, tetapi karena sebab mistis. “Padahal itu penyakit pada otak. Kalau ditangani lebih dini dan tepat, bisa sembuh,” kata Kusumawardhani.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan kajian Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, penanggulangan kesehatan jiwa tidak hanya melalui fisik atau medis saja. Melainkan rehabilitasi psikiatrik, psikososial, dan sosial harus diterapkan agar ODS bisa sembuh dan produktif kembali di lingkungan masyarakat.  “Jadi perlu sistem rehabilitasi pasien Skizofrenia secara terintegrasi. DIY yang menginisiasi,” kata Sekretaris Eksekutif Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Manajeme Asuransi (KPMAK) Fakultas Kesehatan UGM Yogyakarta dokter Diah Ayu Puspandari.

Sistem itu merupakan hasil rumusan KPMAK FK UGM bekerjasama dengan Pemerintah DIY untuk tatalaksana skizofrenia secara komprehensif. Meliputi model pengobatan, perawatan, dan pendampingan ODS.

Direktur Penanggulangan Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan dokter Fidiansjah tengah mempersiapkan kesepakatan bersama empat kementerian dan dua lembaga untuk penanggulangan skizofrenia. Meliputi Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian, Dalam Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, serta lembaga Kepolisian dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

3 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

7 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

18 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

22 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

42 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

48 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

49 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

55 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

57 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

22 Februari 2024

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.