TEMPO.CO, Bojonegoro - Semburan lumpur disertai bau belerang muncul di Desa Krondonan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu, 24 Juli 2016. Lokasi semburan ini berbeda dengan yang pernah terjadi sebelumnya di Desa Jari, Kecamatan Gondang, pada Kamis, 14 April 2015.
Semburan di Krondonan semula terjadi di lima titik. Namun belakangan berkurang hingga tinggal tiga titik. Luapan lumpur mengalir ke area perkebunan milik Perhutani. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro menyebutkan debit lumpur yang keluar mencapai 1 liter per detik.
Baca Juga:
Debitnya bisa bertambah jika hujan datang. Selain itu, bau belerang menyengat di lokasi semburan."Bau belerangnya tajam,” ujar Kepala BPBD Bojonegoro Andi Sujarwo kepada Tempo, Selasa, 26 Juli 2016.
Andi menuturkan BPBD telah mendatangi lokasi semburan dan menggali saluran lumpur yang menyusur ke bawah. Dia meminta warga tidak terlalu mendekat ke titik semburan. Perangkat Desa Krondonan, kata dia, juga telah memberikan penyuluhan kepada masyarakat soal bahaya semburan lumpur tersebut.
Adapun petugas Badan Lingkungan Hidup, Kepolisian Resor Bojonegoro, dan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) meninjau semburan itu pada Selasa siang. Tim gabungan mengambil sampel lumpur serta mengukur panas bumi di sekitar lokasi.
Menurut Kepala Dinas ESDM Bojonegoro Agus Supriyanto, langkah awal yang akan dilakukan ialah mencari titik pusat semburan dan mengambil sampel untuk bahan kajian.
Agus menuturkan lokasi semburan yang berada di sekitar pegunungan Pandan dan Gunung Gajah, Kecamatan Gondang, dideteksi mengandung energi geotermal. "Kami bersama lembaga-lembaga terkait sedang mengkaji lebih dalam potensi alam di Bojonegoro bagian selatan ini," katanya.
SUJATMIKO