TEMPO.CO, Serang - Beberapa daerah di Provinsi Banten mengalami banjir sejak dinihari tadi, Selasa, 26 Juli 2016. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten, selain permukiman warga, beberapa bangunan infrastruktur pemerintah tergenang air, bahkan hingga siang ini.
Banjir bandang yang menerjang wilayah pesisir pantai Selat Sunda, tepatnya tiga wilayah di Banten, yaitu Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Kota Cilegon. Banjir itu disebabkan curah hujan tinggi, drainase dan gorong-gorong yang tidak memadai, serta pendangkalan sungai di daerah tersebut. Akibatnya, air sungai meluap ke permukiman.
Berdasarkan data yang dihimpun, rumah warga yang terendam banjir sebanyak 2.209 unit. Sebanyak 181 rumah rusak berat dan 50 rumah hilang. "Di wilayah Kecamatan Anyer saja, ada sekitar seribu rumah yang terendam. Bahkan sampai saat ini masih banyak warga yang mengungsi di sekolah-sekolah dan tempat ibadah di Anyer," kata Kepala BPBD Banten Sumawijaya, Selasa.
Selain mengakibatkan banjir, hujan deras yang terjadi sejak Ahad kemarin membuat sejumlah titik di ruas Jalan Palima (Kota Serang)-Cinangka (Kabupaten Serang) tertimbun tanah.
Longsor tersebut setidaknya terjadi di dua titik, yaitu di Kampung Cikutu, Desa Rancasanggal, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, dan di Kampung Cikurai Desa, Rancasanggal, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.
“Sampai saat ini kami belum menerima adanya laporan mengenai korban jiwa, kecuali yang empat orang di Carita yang di dalam kendaraan. Namun kami belum mendapat data lengkapnya," ujar Sumawijaya.
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menetapkan status tanggap darurat bencana untuk Kecamatan Anyer. Sebab, bencana banjir telah menimpa sembilan desa di kecamatan tersebut, yakni Sindang Mandi, Sindang Karya, Tanjung Manis, Cikoneng, Bandulu, Mekarsari, Grogol Indah, Kosambi Tonyok, dan Anyar. Bahkan Desa Sindang Mandi terkena longsor.
Menurut Tatu, bencana banjir dan longsor berasal dari aliran air Gunung Pabeasan yang tidak tertampung Sungai Cipaseh karena pendangkalan. Masalah pendangkalan tersebut menjadi kewenangan Balai Besar Sungai Ciujung-Cidanau-Cidurian. “Tentu akan kami koordinasikan masalah ini. Ada masalah alam yang harus ditangani serius,” tuturnya.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Serang, rumah yang hanyut sebanyak 50. “Kami akan segera tangani dengan dana tak terduga dan dari program yang ada di dinas. Rumah yang mengalami kerusakan juga akan kita bantu,” ucap Tatu.
WASI’UL ULUM