TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Padjadjaran (Unpad) mendirikan kampus baru di daerah Cikembulan, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Pada tahun akademik 2016-2017 ini, Unpad ingin langsung mengisinya dengan mahasiswa baru untuk lima program studi. Pendaftaran mahasiswa Unpad Multikampus Pangandaran dibuka pada 28 Juli hingga 6 Agustus 2016.
Lima program studi yang dibuka di kampus Pangandaran berjenjang S-1. Pilihannya adalah Administrasi Bisnis, Peternakan, Ilmu Komunikasi, Perikanan, dan Keperawatan. Menurut Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad, kampus Pangandaran bukan kelas jauh yang dilarang pemerintah. "Ini bukan prodi yang terpisah seperti kelas jauh. Dengan kompetensi yang sama seperti di kampus asal, kampus juga dibuka atas kepentingan wilayah," katanya, Senin, 25 Juli 2016.
Sesuai dengan aturan, program baru yang dibuka juga harus S-1. Unpad mengalokasikan khusus separuh kuota daya tampung bagi warga Pangandaran dan sekitarnya, seperti Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Separuh kuota lagi dibuka bebas bagi peminat se-Indonesia.
Masing-masing program studi tersebut berdaya tampung 30 orang atau total 150 orang. Seleksi pendaftar sama seperti peserta jalur undangan SNMPTN, yakni seleksi dengan penelusuran prestasi akademik lewat rapor, nilai Ujian Nasional, dan ijazah. Peserta merupakan lulusan SMA sederajat pada 2014 hingga 2016.
Menurut Tri, warga lokal yang lolos akan diberi beasiswa kuliah dari pemerintah Provinsi Jawa Barat, kabupaten, atau dari Unpad. "Mahasiswa yang berasal dari luar wilayah tersebut akan membayar dengan uang kuliah tunggal tertinggi," ujarnya. Kehadiran mahasiswa dari keluarga kaya itu diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga lokal.
Tri mengatakan pembukaan kampus Unpad di Pangandaran merupakan rencana lama. Tujuannya untuk meningkatkan dan mengembangkan daerah timur Jawa Barat, selaras dengan keinginan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Program studi yang dibuka disesuaikan dengan kondisi dan rencana pembangunan Pangandaran. "Kalau prodi Kedokteran masih berat untuk fasilitasnya," kata mantan Dekan Fakultas Kedokteran itu.
ANWAR SISWADI