TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan banjir bandang di Pandeglang menyebabkan empat orang tewas. "Empat penumpang mobil ditemukan meninggal dunia," ujar Sutopo, Senin, 25 Juli 2016.
Mereka diduga keracunan gas monoksida akibat kendaraan dihidupkan dalam waktu yang lama saat terjebak longsor. Empat korban ini ditemukan saat kendaraan masih hidup. Satu keluarga itu adalah Evi Lutfiah (41 tahun), Ahmad A. Yani (52 tahun), Syarifatul Ginayah (18 tahun), dan M. Fahri (6 tahun). Mereka baru bisa dievakuasi sekitar Senin pagi ini. Empat unit alat berat dikerahkan untuk membuka akses jalan yang tertutup material longsor dari Gunung Asepan.
Banjir melanda empat desa di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, sekitar pukul 21.00 WIB, Minggu, 24 Juli 2016. Empat desa itu adalah Desa Teluk, Desa Cigondang, Desa Labuan, dan Desa Kalang Anyar. Banjir bandang juga terjadi di dua desa di Kecamatan Carita yaitu Desa Sukajadi dan Desa Carita Kp. Cengkara. "Hujan deras menyebabkan longsor di perbukitan kemudian terjadi banjir bandang," kata Sutopo .
Sutopo menjelaskan, pada saat hujan deras dan longsor itu, air laut sedang pasang sehingga banjir menggenangi permukiman setinggi 50-150 sentimeter. Menurut Sutopo, pada saat kejadian, beberapa mobil yang melintas di Jalan Raya Carita Labuan kilometer 9 Desa Sukajadi, Kecamatan Carita, terjebak lumpur setinggi 50 sentimeter.
Sementara itu, ada 988 jiwa yang terdiri dari 285 kepala keluarga terkena dampak oleh banjir ini. Masing-masing di Kampung Kebon Cau sebanyak 37 keluarga atau 142 jiwa, Kampung Pangeseupan Timur sebanyak 26 keluarga atau 138 jiwa, Kampung Pangeseupan Barat sebanyak 57 keluarga atau 161 jiwa, dan Kampung Masjid Barat sebanyak 28 keluarga atau 142 jiwa. Lalu, di Kampung Masjid Timur terdapat 32 keluarga atau 176 jiwa, Kampung Muncang sekitar 17 keluarga atau 67 jiwa, serta Kampung Pasar Baru sebanyak 38 KK atau 162 jiwa.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pandeglang bersama pihak terkait saat ini mendata dan mengevakuasi korban. "Dapur umum dan posko telah didirikan," ujar Sutopo. Empat alat berat dikerahkan untuk membersihkan lumpur. Hingga saat ini, kata dia, sebagian banjir telah surut. "Lumpur masih dalam pembersihan. Sebagian jalan masih ditutup."
REZKI ALVIONITASARI