TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golkar dan NasDem sebagai partai pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI 2017 berbeda pendapat soal calon pendamping Ahok. Dua partai ini mengajukan calon wakil gubernur yang berbeda.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Idrus Marham mengatakan partainya ingin Ahok berpasangan kembali dengan Djarot Saiful Hidayat. Ahok sendiri telah memilih Heru Budi Hartono, yang menjabat Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah DKI Jakarta, sebagai calon wakil gubernur pada jalur perseorangan.
"Dilanjutkan saja yang ada sekarang. Lebih bagus dengan Djarot," ujar Idrus saat dihubungi Tempo, Minggu, 24 Juli 2016. Idrus beralasan, Ahok dan Djarot memiliki kinerja apik dalam memimpin Jakarta. Sedangkan pasangan Ahok-Heru, kata Idrus, belum tentu bisa sesukses Ahok-Djarot.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai NasDem Willy Aditya mengatakan pasangan Ahok harus Heru. Sebab, kata Willy, Ahok telah menggandeng nama Heru ketika memutuskan berada pada jalur independen. "Satu juta KTP juga sudah terkumpul untuk nama mereka. Jadi harus menghargailah," kata Willy.
Apalagi, kata Willy, NasDem telah mengeluarkan surat keputusan kedua yang berisi dukungan untuk nama Ahok-Heru pekan lalu. Sebelumnya, NasDem juga telah mengeluarkan surat dukungan pada 12 Februari lalu. Hanya, dalam surat dukungan pertama itu cuma tertulis nama Ahok tanpa Heru. Pekan lalu, NasDem mengeluarkan SK baru berisi dukungan untuk Ahok dan Heru.
NasDem, kata Willy, mendukung apa pun pilihan Ahok, jalur independen atau partai. "Yang jelas, wakilnya harus Pak Heru," tutur Willy.
DEVY ERNIS