TEMPO.CO, Mojokerto – Sebelas dosen, peneliti, ahli, dan pakar dari berbagai disiplin ilmu akan mengkaji sejarah seni Jawa kuno dalam sebuah kursus singkat atau workshop pada 23 Juli-2 Agustus 2016 di Ubaya Penanggungan Center Kampus 3, Universitas Surabaya Training Center, di kaki Gunung Penanggungan, Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto.
“Workshop ini adalah salah satu kegiatan dari UPC untuk konservasi bidang sejarah dan kebudayaan Indonesia pada umumnya dan Jawa pada khususnya,” kata Kusworo Rahadyan, salah satu pengurus UPC, Sabtu, 23 Juli 2016. UPC merupakan salah satu unit lembaga dalam Ubaya Training Center, yang fokus pada kajian dan dokumentasi situs-situs kuno di Gunung Penanggungan.
Kusworo mengatakan workshop ini akan diikuti 41 mahasiswa dan pengajar dari dalam ataupun luar negeri, baik Asia maupun Eropa. Para ahli yang akan menyampaikan kajiannya berasal dari sejumlah disiplin ilmu, seperti sejarah seni, arkeologi, filologi (kajian teks kuno dan bahasa), agama, serta konservasi atau museologi (studi museum dan sejarahnya).
Workshop ini terselenggara berkat kerja sama antara Ubaya (Indonesia), The Nalanda-Sriwijaya Centre (NSC) at the ISEAS-Yusof Ishak Institute (Singapura), dan The School of Oriental and African Studies (SOAS) University of London (Inggris).
“Tujuan workshop ini agar peserta, baik mahasiswa maupun pengajar, mengenal dan mengetahui sejarah seni Jawa kuno yang terkait dengan aspek agama, sejarah, dan sosial-budaya dalam menginterpretasikan bangunan, relief, dan artefak,” tutur Kusworo.
Para peserta juga akan dikenalkan dengan dasar teknik konservasi dan pendekatan tertentu dalam studi museum, baik dalam konteks lokal maupun global. Para ahli yang akan memaparkan kajiannya antara lain berasal dari Ubaya, Universitas Malang, Badan Kerja Sama Kesenian Indonesia, dan The Nalanda-Sriwijaya Centre at the ISEAS-Yusof Ishak Institute (Singapura).
Juga ada The School of Oriental and African Studies University of London (Inggris), SOAS & Jnanapravaha Mumbai (India), Leiden University (Belanda), dan Heritage Conservation Centre Singapura.
Selain mengikuti berbagai kajian, peserta workshop bertajuk “Summer Programme in Southeast Asian Art History & Conservation (Focus: Premodern Java)” itu akan melakukan kunjungan ke situs-situs di Gunung Penanggungan.
Kunjungan akan berlanjut ke sejumlah candi serta museum di Jawa Timur, seperti di Trowulan (Mojokerto), Kediri, Malang, dan Blitar.
ISHOMUDDIN