INFO JABAR - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Barat mencanangkan program 'Kebangkitan Zakat'. "Zakat merupakan instrumen kesejahteraan masyarakat dan menjadi solusi meretas kemiskinan," kata Aher.
Di Jawa Barat, menurut Aher, zakat sudah mulai merambah kepada bidang produktif, seperti pengadaan beasiswa, pembangunan kawasan desa tertinggal, bantuan modal usaha dan lain sebagainya.
Baca Juga:
"Alhamdulillah Baznas di Jawa Barat juga sudah bisa memotong langsung gaji PNS Provinsi Jawa Barat untuk zakat profesi," kata Aher. Melalui mekanisme ini, penghimpunan zakat di Jawa Barat meningkat. Kini mencapai Rp. 1,2 miliar per bulan.
Ketua Baznas Provinsi Jawa Barat Arif Ramdani mengatakan, zakat merupakan instrumen penting dalam memudarkan kesenjangan sosial. "Kesenjangan itu 'sunatullah', tanpa kesenjangan proses ekonomi dan sosial akan sulit terjadi. Namun tingkat kesenjangan harus dikendalikan agar tidak terlalu ekstrim dan menimbulkan ekses-ekses sosial," ujar Arif.
Rasio yang menunjukan tingkat kesenjangan, secara nasional, kata Arif, saat ini mencapai 0,40 sejak 2010. Ditaksir sejak 2010 pula, 1 persen Warga Negara Indonesia (WNI) terkaya di Indonesia menguasai 40 persen aset nasional.
Baca Juga:
Menurut Arif penghimpunan zakat ini masih sangat jauh dari target. Potensi zakat nasional pada 2015, ditargetkan mencapai Rp. 286 trilyun, namun realisasinya baru mencapai Rp. 3,7 triliun. Sementara di Jawa Barat, potensi zakat pada 2015 ditargetkan mencapai Rp. 17 triliun, namun realisasinya baru mencapai Rp. 168 Miliar.
"Alhamdulillah di bulan Ramadhan kemarin, penghimpunan zakat naik 22 persen, yaitu sekitar Rp. 282 miliar," kata Arif.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Ketua Baznas (pusat), Zainul Bahar Nur, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Haris Yuliana, Asisten Daerah bid. Kesra Ahmad Hadadi, para pimpinan MUI, Pesantren, dan ormas se- Jawa Barat. (*)