TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya Mayor Jenderal I Made Sukadana mengatakan keberhasilan anggota Batalyon Infanteri Raider 515/9/2 menewaskan pemimpin Mujahidin Indonesia Timur Santoso alias Abu Wardah di Poso merupakan sesuatu yang wajar.
"515 itu adalah Batalyon Kostrad dan di bawah pembinaan Panglima Kostrad," kata Sukadana di Lumajang, Jumat, 22 Juli 2016.
Dalam kontak tembak di Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir itu, Tim Alfa 29 Yonif Raider 515 Kostrad juga menewaskan Mukhtar, anak buah Santoso. Yonif 515/Raider Kostrad bermarkas di Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember.
Menurut Sukadana, bila diberi tugas, Kostrad harus siap tempur. "Itu suatu yang wajar bagi pasukan Kostrad sukses dalam bertugas," kata Sukadana.
Sukadana menilai keberhasilan Operasi Tinombala menumpas Santoso karena semua elemen bersinergi dalam menjalankan tugasnya. "Semuanya ikut berperan dalam keberhasilan itu," katanya.
Sukadana berujar, dalam situasi operasi tempur, ada yang memang bertugas mencari dan ada yang menutup pergerakan musuh. "Kemungkinan yang akan berhasil adalah yang mencari. Yang menutup bisa juga, ketika yang sedang dicari-cari lari ke tempat penutupan, yang menutuplah yang dapat," kata Sukadana.
Sukadana menuturkan, sebagai satuan raider, batalyon tersebut memiliki kemampuan dalam pertempuran jarak dekat/antiteror dan pertempuran berlanjut. Mereka juga mampu melawan gerilya dengan mobilitas tinggi. Kemampuan satuan ini, kata dia, tiga kali lipat batalyon infanteri biasa.
DAVID PRIYASIDHARTA