TEMPO.CO, Kupang - Pos pemantau Gunung Egon di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), melarang turis dan penduduk sekitar beraktivitas di radius 1,5 kilometer dari kawah. Gunung itu terus mengeluarkan asap tebal dalam beberapa hari ini.
"Kami sudah mengimbau wisatawan dan masyarakat tidak mendekati kawah Gunung Egon hingga radius 1,5 km," ucap Kepala Pos Pemantau Gunung Api Egon Yoseph Suarianto, Kamis, 21 Juli 2016.
Gunung Egon beberapa hari ini terus mengeluarkan asap tebal di bagian selatan disertai gempa vulkanis yang masih terus terjadi setiap hari. Dalam sehari, tercatat sepuluh kali gempa terjadi di gunung tersebut.
Dia mengatakan penduduk di sekitar lereng Gunung Egon masih beraktivitas seperti biasa. Meski belum ada peningkatan status gunung tersebut, warga tetap diminta waspada. "Warga masih beraktivitas seperti biasa," ujarnya.
Warga Desa Egon, Mathias Bege, mengaku warga desa belum mendapatkan sosialisasi atau peringatan dari pemerintah untuk mengungsi akibat asap yang terus mengepul dari kawah gunung itu. "Belum ada pemberitahuan atau sosialisasi dari pemerintah untuk mengungsi," tuturnya.
Dia mengatakan warga telah melihat kepulan asap dari kawah Gunung Egon dalam tiga hari terakhir. Namun belakangan, warga tidak merasakan gempa disertai bau gas belerang seperti sebelumnya. "Bau gas belerang tercium hanya di sekitar kali di lereng gunung itu," ucapnya.
Wakil Bupati Sikka Paolus Nong Susar mengaku belum mendapat laporan terkait dengan peningkatan aktivitas Gunung Egon. "Kami belum mendapatkan laporan dari pos di Waigete," ujarnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah meningkatkan status Gunung Egon pada Februari 2016 ke waspada atau level II.
YOHANES SEO