TEMPO.CO, Samarinda- Kabar 28 desa di Kecamatan Lumbis Ogong, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, terancam dikuasai Malaysia karena statusnya masih outstanding boundary problem (OBP) dibenarkan Ketua Pemuda Perbatasan Kabupaten Nunukan, Lumbis.
Potensi lepasnya 154 ribu hektare wilayah Indonesia kepada Malaysia bisa terjadi, karena berbagai upaya mulai dilakukan pemerintah Malaysia kepada warga setempat, seperti pemberian identitas kependudukan, pengobatan gratis, bantuan lampu listrik, mesin perahu, pembagian buku tabungan, dan pendekatan budaya, katanya seperti dimuat Koran Tempo edisi Selasa, 19 Juli 2016. BACA: 28 Desa di Nunukan Terancam Dikuasai Malaysia?
Bahkan pemerintah Malaysia memberikan kesempatan kepada warga Kecamatan Lumbis Ogong untuk mendapatkan lapangan kerja yang sangat menjanjikan yang membuat masyarakat senang. Kemudian, pemerintah Malaysia berencana membangun infrastruktur sepanjang tapal batas dengan nilai anggaran mencapai 300 juta ringgit atau setara Rp 960 miliar dengan kurs Rp 3.200.
Juru bicara Pemerintah Kabupaten Nunukan, Ilham Zain, membenarkan adanya upaya Malaysia menguasai wilayah tersebut. Menurut dia, jika terus-menerus warga perbatasan tak diperhatikan, bukan tidak mungkin mereka akan beralih kewarganegaraan. Padahal sejauh ini mereka masih berada di Indonesia.
“Mengetahui warga yang di OBP memiliki KTP, maka sekuat tenaga pihak Malaysia berusaha menggandakan kewarganegaraan walau di Indonesia dan Malaysia nama mereka tak sama,” kata Ilham.
Ilham tidak menyebutkan jumlah desa yang terancam dikuasai Malaysia. Tetapi dia menyatakan desa tersebut, di antaranya, adalah Desa Sumantipal, Lagas, Bululaun Hilir, Ngawol, Tantalujuk, Tambalang, Panas, Langgason, Kabungolor, Lipaga, dan Kalisun.
Dia menjelaskan, saat ini di desa perbatasan memang masih jauh dari sentuhan pembangunan dari pemerintah Indonesia. “Jadi desa-desa di perbatasan itu sangat jauh terbelakang,” tuturnya.
Namun Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara Badan Nasional Pengelola Perbatasan Hadi Prabowo membantah kabar bahwa 28 desa di Nunukan terancam dikuasai Malaysia. “Berita itu tidak benar,” kata Hadi.
Sedangkan Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim, mengatakan, ia tidak bisa memberikan konfirmasi soal kabar itu. “Saya tidak bisa memberikan konfirmasi karena ini ceritanya ini banyak pendapat ya,” katanya.
FIRMAN HIDAYAT | ANTARA | DANANG FIRMANTO | KODRAT SETIAWAN