TEMPO.CO, Kupang - Gunung api di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berstatus waspada kembali menyemburkan asap tebal setinggi sekitar 100 meter. Warga di sekitar gunung itu pun diminta waspada.
"Status Gunung Egon masih tetap waspada level II. Hari ini kami tetap pertahankan karena aktivitasnya masih tetap," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Egon Yoseph Suarianto, Kamis, 20 Juli 2016.
Asap dari Gunung Egon terus terlihat setiap hari dari bagian selatan dan utara. "Asap jarang dari arah utara, kecuali semburan asapnya cukup tinggi baru terlihat. Kalau selatan sudah pasti terlihat," ujarnya.
Selain menyemburkan asap tebal, gempa tektonik dan gempa tremor juga masih terjadi. Gempa tektonik per hari kurang dari sepuluh kali. Sedangkan gempa tremor dan bau gas di lereng Gunung Egon sudah mulai menghilang. "Gempa vulkanisnya masih terus terekam, gempa tektonik bagian dalam per hari masih di bawah sepuluh," tuturnya.
Karena itu, dia mengimbau warga di Desa Egon yang berada di lereng gunung untuk tetap waspada dan tidak mendekati gunung pada radius 3 kilometer. "Kami hanya mengimbau warga agar tetap waspada," ucapnya.
Warga Desa Egon, Thomas Deka, mengaku telah mendapat informasi dari pos pemantau terkait dengan semburan asap dari Gunung Egon. "Kami barusan dengar informasi kami harus waspada karena gunung ini terancam meletus," katanya.
Namun dia tidak meyakini Gunung Egon akan meletus karena itu hanya dugaan pemerintah dan orang pintar. Masyarakat pun tetap beraktivitas seperti biasa. "Gunung Egon ini meletus, itu dugaan pemerintah dan orang-orang pintar. Tapi, kalau kami, masyarakat biasa, tidak pernah takut," ujarnya.
Masyarakat juga belum bersedia jika diminta untuk mengungsi, mengingat tanaman dan harta benda mereka ada di daerah itu. Mereka baru bersedia mengungsi jika sudah terjadi letusan. "Kalau diminta untuk mengungsi, kami bersedia, tapi bagaimana dengan barang-barang yang kami tanam? Jadi kami harus saksikan dengan mata, kalau memang terjadi, baru kami mengungsi," tuturnya.
Status waspada level II dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sejak Februari 2016. Status ini terus dipertahankan hingga hari ini lantaran aktivitas Gunung Egon masih terus terjadi.
YOHANES SEO